Ahmad Fauzan Sazli
Teten Masduki. FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Banyak orang menghawatirkan seorang aktivis terjun ke dunia politik. Kekhawatiran itu karena banyak aktivis yang terjun ke politik kemudian tak terdengar lagi suaranya.
Pengalaman itu dirasakan, aktivis anti korupsi, Teten Masduki. Banyak orang kaget ketika dirinya mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jawa Barat.
“Ketika saya masuk ke politik elektoral sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Memang banyak yang kaget dan tidak percaya. Mereka khawatir saya akan rusak,” kata Teten dalam diskusi buku Teten Masduki Panglima Domba Melawan Korupsi,” di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa, (12/01/2013).
Menurut Teten, hal itu dikarenakan banyak aktivis mahasiswa yang telah terjun ke dunia politik justru tidak kedengaran lagi suaranya. “Bukannya dia membuat perubahan namun aktivisnya yang berubah,” jelas Teten.
Teten mengaku, ia masuk ke politik karena ingin membuat kultur politik baru. Tapi banyak orang ragu-ragu mengenai tujuannya itu. Ia masih dikawatirkan masyarakat. “Saya dibebani realitas seperti itu,” jelas Teten.
Menurut Teten, untuk melakukan perubahan, dibutuhkan kepekaan. Namun tidak banyak orang yang seperti itu. Teten sendiri terjun berpolitik karena ingin melanjutkan pengabdiannya kepada publik melalui jalur birokrat. “Saya lihat ada peluang untuk itu. Melakukan perubahan dari daerah itu adalah yang paling mungkin,” kata Teten.
Teten Masduki dikenal sebagai aktivis anti korupsi. Pada tahun 1998 ia mendirikan Indonesian Corruption Watch (ICW). Kemudian ia memimpin Transperency International Indonesia (TII). Dia juga sosok dibalik pemogokan buruh pertama dan terbesar di masa orde baru. Saat ini ia mencalonkan sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.[]