Ahmad Fauzan Sazli
JAMBI, KabarKampus – Undangan yang diberikan kepada Prabowo Subiakto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra untuk mengisi acara Seminar Nasional BEM Nusantara (Bemnus) di Bandung, memberikan kekecewaan mendalam kepada mahasiswa Jambi. Mereka menganggap dengan mengundang Prabowo ke acara pertemuan mahasiswa tersebut telah mengkhianati cita-cita reformasi 98.
“Dialah orang yang bertanggung jawab atas penculikan abang-abang kami aktivis 98,” kata Adi Putra, aktivis Aliansi Mahasiswa Penyelamat Konstitusi, Kamis, (06/03/2014).
Mahasiswa Hukum Universitas Jambi ini juga merasa heran dengan mahasiswa yang mengundang seorang yang mereka anggap sebagai pejahat HAM dunia tersebut. Adi curiga ada udang dibalik batu, dibalik undangan terhadap Prabowo tersebut. Adi menduga hal itu terkait dengan anggaran kegiatan yang mencapai angka milyaran.
“Saya melihat anggaran konsolidasi Bemnus ini mencapai 1 Milyar rupiah. Ini tidak masuk akal. Bagaimana bisa konsolidasi mahasiswa menghabiskan dana semilyar kemudian menginginkan perubahan,” kata Adi.
Adi juga merasa kesal dengan permintaan maaf Andre Lukman, Ketua Panitia Acara Konsolidasi Bemnus, kepada Prabowo. Bagi Adi, permintaan maaf ini juga merupakan penghinaan dan pengkhianatan terhadap mahasiswa.
Selain itu Adi juga mengapresiasi, para peserta delegasi Bemnus yang telah menolak kehadiran Prabowo di acara Bemnus tersebut. Ia mengatakan mahasiswa yang telah menolak kedatangan Prabowo merupakan mahasiswa yang berani mengatakan yang benar itu benar dan yang dzalim itu dzalim.
Prabowo sendiri rencananya akan menghadiri seminar Nasional BEM Nusantara di hotel Savoy Homan, Bandung, Rabu kemarin, (05/03/2014). Namun karena sebagian delegasi mahasiswa menolak kehadirannya, Prabowo pun meninggalkan acara Seminar yang bertema “Peran Mahasiswa Menjelang Pesta Demokrasi” tersebut.[]