JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 200 warga Jakarta menggelar karnaval dari patung kuda menuju istana negara, Rabu, 08/04/2015. Karnaval ini merupakan bentuk kekecewaan warga karena mundurnya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Dalam karnaval ini mereka membawa bendera kuning, sayuran, keranda mayat dan berbagai spanduk yang isinya menentang korupsi di Indonesia. Selain itu terdapat juga anak- anak berusia taman kanak kanak menggunakan pakaian ala polisi dan tentara mengikuti karnaval ini.
Tigor Gempita Hutapea, Koordinator aksi mengatakan, sejak Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Semangat pemberantasan korupsi dipukul mundur.
Menurutnya, sedikitnya ada dua cara dilakukan, pertama melakukan kriminalisasi terhadap aktor aktor pemberantasan korupsi, seperti Pimpinan KPK, aktivis anti korupsi, dan media. Kedua melalui pelemahan lembaga KPK dengan memberhentikan sementara pimpinan KPK, mengangkat pimpinan sementara dan melimpahkan perkara BG ke Kejaksaan.
“Hal ini secara jelas memeperlihatkan bagaimana kemunduran semangat pemberantasan korupsi di Indonesia,” kata Tigor.
Atas peristiwa tersebut, kata Tigor mereka patut mempertanyakan keseriusan pemerintahan Jokowi JK dalam rangka menyelamatakan KPK dan pemberantasan korypsi. Karena akibat korupsi rakyat kehilangan hak-hak kehidupannya, warga digusur karena munculnya izin-zin pembangunan ilegal, harga beras mahal dan bbm naik.
Melihat hal itu, kata Tigor, mereka rakyat Indonesia menuntut kepada Jokowidodo dan Jusuf Kalla untuk mengehentikan kriminalisasi terhadap KPK, Staff KPK, dan aktivis anti korupsi. Selain itu meminta agar agenda pemmberantasan korupsi yang melibatkan partisipasi rakyat.
Aksi ini diikuti oleh Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) rumpin, Jaringan Rakyat Miskin Kota, Nelayan Muara Angke, Nelayan Ujung Kulon, Korban-korban penggusuran, Korban Kriminalisai Pengamen Cipulir, jua LBH Jakarta.[]