Mega Dwi Anggraeni
Tak perlu canggung lagi bila mengajarkan pentingnya organ kesehatan reproduksi kepada anak usia remaja di sekolah. Apron inovasi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) dapat membantu guru mengajar tanpa rasa canggung.
Apron organ reproduksi itu dibuat layaknya permainan pasang tempel. Untuk memperagakannya seorang siswa harus mengenakan alat peraga yang mirip celemek tersebut. Kemudian siswa yang lain menempelkan nama-nama organ reproduksi pria dan wanita. Dalam metode pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator dan mengawasi jalannya proses belajar siswa.
“Alat peraga ini bisa membantu guru mengajar tanpa rasa canggung,” kata Mawar Nita Pohan, Program Manager Hidup Sehat Bersama Sahabat (HEBAT), saat Seminar Pendek Cross Talk HIV/AIDS Kepo-Kesro-HIV: “Ragam Program HIV bagi Kalangan Muda dan Remaja di Jawa Barat”, Kamis 28 November, di Auditorium Gedung RS Pendidikan Unpad.
Menurut Mawar Nita Pohan, dulu untuk menyebutkan kata seks saja, para guru masih canggung. Dengan alat peraga ini diharapkan proses belajar mengajar tentang seks dan kesehatan organ reproduksi mudah dipahami oleh siswa. Selain apron, tim mereka juga membuat poster dan video interaktif.
“Dulu untuk menyebutkan kata seks aja, para guru masih canggung. Apalagi menyebutkan alat kelamin.”
Padahal, pelajaran seks sejak dini mampu mengurangi perilaku berisiko. Alasan itu pula yang membuat Unpad dan Pemkot Bandung mencanangkan program HEBAT.
Dalam program ini FK Unpad melalui program HEBAT menyasar usia 13-14 tahun, siswa SMP Kelas VII dan VIII dengan asumsi mereka belum melakukan kegiatan berisiko. Sebanyak 80 persen dari siswa usia 13-14 tahun akan ikut berpartisipasi dalam mulok ini, karena siswa juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.
Lebih lanjut, Mawar juga mengatakan, program ini bisa meningkatkan kapasitas guru. Mulai dari persepsi terhadap penyakit, para remaja, serta peran mereka sebagai fasilitator.
Tetapi sebelum menjadi fasilitator, para guru tersebut harus mengikuti pelatihan khusus. Fungsinya, agar paradigmanya berubah serta lebih terampil. “Juga agar para guru bisa menjawab pertanyaan para siswa dengan lebih terampil,” kata Mawar Nita Pohan.
Selama tiga tahun keberadaannya, HEBAT sudah menjangkau 33 sekolah. Sebanyak 113 guru sudah mendapat pelatihan, dan 26 guru sudah menjadi fasilitator.
Program HEBAT
Progam HEBAT adalah salah satu bentuk “produk” dari hasil penelitian dalam program lntegrated Management of Prevention and Control and Treatment of HIV/AlDs (IMPACT) yang merupakan sebuah tim kolaborasi antara FK Unpad, Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin, dan tiga universitas di Belanda dan Belgia. Pada tahun lalu Program Hidup Bersama Sahabat (Hebat) Fakultas Kedokteran (FK) Unpad meraih penghargaan Indonesia MDG Awards (IMA) 2012 di Conrad Hotel, Bali.
Program Hebat FK Unpad merupakan kurikulum pencegahan HIV yang dikembangkan sesuai dengan kondisi aktual di kota Bandung, dengan mengkombinasikan pencegahan penyalahgunaan narkoba (drug education) dan kesehatan reproduksi (reproductive health education). Materi yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan hak remaja.[]