JAKARTA, KabarKampus – Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mempertanyakan diangkatnya Sofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang menggantikan Ferry Mursyidan Baldan. Mereka mempertanyakan rekam jejak dan pengalaman Sofyan Djalil dalam memperjuangkan persoalan Reforma Agraria di Indonesia.
“Sofyan Djalil, Menteri Angraria dan Tata Ruang yang dipilih Jokowi dalam reshuffle jilid II menggantikan Ferry Mursyidan Baldan. Kami belum pernah melihatnya memperjuangkan reforma agraria. Sama halnya ketika Jokowi memilih Ferry M Baldan sebagai menteri ATR” kata Desta Ardiyanto, Komite Reforma Agraria Presidium GMNI menanggapi terpilihnya Sofyan Djalil pada reshuffle jilid II Kabinet Kerja Jokowi-JK, Rabu, (27/07/2016).
Menurut Desta, menteri Agraria yang dipilih Jokowi seharusnya adalah orang yang memahami persoalan reforma agraria dan juga mempunyai rekam jejak serta pengalaman dalam perjuangan reforma agraria. Hal itu penting karena pelaksanaan reforma agraria adalah persoalan mendasar dalam pembangunan bangsa sesuai dengan yang dicanangkan pemerintahan Jokowi-JK.
“Jangan sampai orang yang dipilih Jokowi ini melaksanakan Reforma Agraria adalah orang yang tidak memahami persoalan Reforma Agraria. Dan seharusnya Jokowi-JK memilih para menterinya yang memang sudah teruji rekam jejaknya dalam hal keberpihakannya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat,” kata Desta.
Menurut Desta, janji Reforma Agraria dalam Nawacita harus direalisasikan. Karena Reforma Agraria adalah program konkret dalam mensejahterakan rakyat.
“Jangan abaikan suara rakyat yang inginkan kabinet diisi oleh orang-orang yang konkret bekerja bersama rakyat. Kepentingan elit jangan terlalu dominan untuk diakomodir karena sejatinya kekuatan rakyatlah yang memenangkan jokowi,” terang Desta.
Desta menjelaskan, apabila pemerintahan Jokowi-JK bertekad kuat untuk menjalankan Tri Sakti & melaksanakan Reforma Agraria demi menuju Indonesia yang berdaulat dan mandiri, maka harus secara tepat memasukan orang dalam kabinet.
“Jangan sampai kecurigaan publik selama ini terbukti, kalau pemerintahan Jokowi-JK hanya politik bagi-bagi kue semata dan mengorbankan kepentingan rakyat,” tutup Desta.[]