BANDUNG, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) berhasil meraih juara dalam kompetisi National University Debating Championship (NUDC) 2016. Para mahasiswa tersebut memboyong dua gelar sekaligus yaitu penghargaan 1st Best Speaker dan 9th Best Speaker.
Kompetisi NUDC 2016 digelar oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemristekdikti selama lima hari dari tangal 31 Juli 2016 hingga 5 Agustus 2016 di Universitas Mercu Buana, Jakarta. Kompetisi ini diikuti oleh 336 peserta dari 112 universitas se-Indonesia.
Gelar 1st Best Speaker diraih oleh Revian Wirabuana (Arsitektur Unpar). Sementara 9th Best Speaker yang dimenangkan oleh Jeanne Sanjaya (HI Unpar). Keduanya tergabung dalam yang tergabung dalam Parahyangan English Debating Society (PEDS).
Revian Wirabuana mengatakan, ia cukup terkejut ketika dinobatkan sebagai peraih 1st Best Speaker. Karena, menurutnya, peserta lain yang berasal dari Jakarta dan Yogyakarta dinilai memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam kompetisi debat.
Apalagi menurutnya, pada ronde kedua, perwakilan Unpar meraih peringkat terbawah. Kemudian baru pada ronde keenam Unpar selalu di posisi pertama. Hasilnya, mereka berhasil lolos babak penyisihan dengan meraih peringkat kedua dari 104 tim.
“Yang pasti kesempatan untuk ketemu teman-teman baru dari berbagai daerah. Tapi yang terpenting, menurut saya tantangan untuk belajar berpikir kritis yang didapat dari topik-topik yang diperdebatkan di tiap ronde dan sanggahan lawan-lawan setiap ronde serta masukan dari dewan juri,” ungkapnya.
Dengan kemenangan ini, Revian berharap prestasi ini menginspirasi mahasiswa-mahasiswa Unpar lainnya agar bisa mendapatkan prestasi yang lebih baik. Namun anak-anak Unpar harus siap latihan yang keras dan persiapan yang matang juga untuk bisa dapat prestasi itu.
NUDC digear sejak tahun 2008, kegiatan tahunan ini telah menjadi ajang positif bagi mahasiswa se-Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam berpikir kritis dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Selain itu mahasiswa juga bisa meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan jejaring antar perguruan tinggi, serta memupuk rasa kesatuan dan kebanggaan terhadap kebhinekaan bangsa dan budaya.[]
