BOGOR, KabarKampus – Penempatan kotak amal dari Lembaga Zakat, Infaq, dan Sedekah yang ada selama ini menimbulkan keresahan bagi Alfiyyah Hasanah, mahasiswa Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB). Ia resah karena kotak amal tersebut tidak ditempatkan di lokasi yang efisien dan strategis.
Namun keresahan ini mendorongnya untuk membuat gagasan terkait penempatan kotak amal. Gagasan tersebut adalah dengan membuat layanan “Drive-Thru” atau jenis pelayanan yang tidak mengharuskan pemberi zakat, infaq dan sedekah tidak perlu turun lagi turun dari kendaraan.
Tidak hanya untuk bisnis, sistem ini juga sudah diterapkan dalam hal sosial seperti fasilitas ZIS drive-thru yang dapat ditemukan di sekitar masjid-masjid di kota besar. Alfi mengambil kasus tersebut dari lembaga ZIS drive-thru.
“Jika dilihat, keberadaannya di Bogor sudah terhitung banyak namun penempatannya masih jauh dari kebanyakan orang berlalu-lalang. Sehingga sedikit yang tahu dan kurang efisien tentunya,” turur Alfi.
Dari hal itu, kata Alfi, ia memnculkan gagasan atau ide untuk mengomptimalkan tata letaknya menggunakan teori graph, yakni Center of Graph. Gagasan tersebut juga ia ikutkan dalam lomba esai Pelangi Matematika yang merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Matematika dan IPA yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Jakarta (BEM FMIPA UNJ).
Awalnya ia sempat ragu jika idenya bakal dipertimbangkan oleh juri. Peserta lain, kata Alfi merepresentasikan karyanya dengan baik.
“Saya tak menyangka jika juri justru memilih ide saya sebagai juara pertama,” ungkapnya.
Alfi berharap, gagasannya ini dapat terdengar oleh badan filantropi Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Sehingga pendistribusian letak fasilitas ZIS drive thru dapat optimal dan kesenjangan yang ada di negara kita terminimalkan.[IPB)