Produksi album ini melibatkan banyak nama. Disutradarai oleh Joseph Agustino, lirik ditulis oleh Andi “Bedul” Fadhillah, dan rekaman dilakukan di C-PRO Music Studio bersama Yudhistira Andhika. Proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Dino Kristianto, dengan post editing oleh Gaharaiden Soetansyah. Artwork oleh tks.lowskill, sementara sesi foto ditangani oleh Arnoldus Janssen Petra.
Defodio juga berkolaborasi dengan Seciorio, pemain harmonika yang mengisi dua lagu: “Pay the Price” dan “Leave It”, menambahkan elemen yang tidak biasa dalam ranah rock berat.
Album ini telah tersedia sejak 18 Juli 2025 di berbagai platform digital: Spotify, Apple Music, YouTube, Deezer, dan lainnya. Untuk merayakan rilisnya, Defodio memulai mini tour di beberapa kota besar di Indonesia yang meliputi Semarang, Solo, Bojonegoro, Malang, Lombok, Bali, Bandung, dan Jakarta. Selain itu, mereka juga merilis merchandise edisi terbatas berupa kaos “Permanent Ear Damage”.
“Kami harap pendengar merasa terhubung. Nggak harus suka semua lagu, tapi kalau ada satu lagu yang terasa ‘gue banget’, itu sudah cukup,” kata Geoffrey, pemain bass Defodio.
Defodio lahir dari tongkrongan dan sesi jamming yang kebablasan. Meski datang dari latar belakang musik yang berbeda, mereka dipersatukan oleh energi, kemarahan, dan semangat independen. Defodio terdiri dari empat anggota: Andi Fadhillah (vocal), Joseph Agustino (guitar), Geoffrey M I (bass), dan M Nazhir (drum). Album ini adalah bukti bahwa dengan semangat tanpa kompromi, suara lantang bisa tetap menemukan jalannya.






