Ahmad Fauzan Sazli
SEMARANG, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengembangkan air minum kemasan ber-TDS (Total Dissolved Solid) rendah. Mahasiswa tersebut adalah Sanusi dan Amrullah, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes.
Menurut Sanusi, air mineral yang diminum masyarakat ternyata mengandung logam yang berbahaya. Padahal air minum tersebut memiliki peran penting dalam memenuhi kesehatan masyarakat.
“Air minum yang kami kembangkan memiliki tingkat endapan rendah sesuai dengan air minum yang menyehatkan,” kata Sanusi, Selasa, (19/02/2013).
Berdasarkan pengujian TDS dan uji elektrolisis terhadap beberapa air di pasaran sebagai sampel perbandingan. Air sumur memiliki kandungan TDS 10 ppm dengan endapan kuning. Air galon Refill TDS nya 11 ppm dengan endapan kuning, dan air mineral merk X TDS nya 21 dengan endapan hijau.
“Air mineral kami ber-TDS 0 (Nol) ppm (part per million) dan uji elektrolisis tetap bening,” kata Sanusi.
Sanusi menjelaskan, TDS merupakan satuan banyaknya zat yang terlarut dalam air. Jumlah TDS suatu air minum yang diijinkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) berkisar antara 4-12 ppm.
Air kemasan Sanusi dan Aziz diberi nama “CCOxy.” Air tersebut dikemas dalam kemasan gelas 250 ml, botol 350 ml, botol 600 ml, botol 1000 ml, dan galon 19 liter. Mereka memproduksi CCOxy tak jauh dari kampus Unnes dan memasarkannya kepada mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat luas.[]