Prabowo Setyadi
Kawasan hutan kota Bandung di Babakan Siliwangi tengah kritis. Rencana pembangunan yang tak mengindahkan aspek-aspek pelestarian alam ditentang warga kota Bandung. Mereka berkumpul menggelar Ritual Ngalokat Rupa.
Ritual yang diselenggarakan pada hari Rabu (13/03/2013) digagas oleh sejumlah seniman Bandung ini dimaksudkan agar hutan Babakan Siliwangi tetap lestari. Ritual ini bisa dibaca sebagai jalur diplomasi budaya ala seniman Bandung yang menunjukkan betapa keras kepalanya para pemimpin kota. Atas nama kemajuan, para pemimpin kota tetap memaksa hutan Babakan Siliwangi menjadi areal komersil.
Hutan dikorbankan, padahal hutanlah yang memberikan kesegaran bagi warga kota Bandung.
Dengan segala kearifan lokal dan pengetahuan warga, roh-roh jahat penghancur hutan kota Babakan Siliwangi Bandung harus dilawan. Mereka menari, menyuguhkan kesakitan juga berdoa agar niat jahat tak ada lagi di hutan Babakan Siliwangi.
Ritual Ngalokat Rupa dengan simbol bunga mawar, amplop kosong, dan ayam adalah sindiran kepada pemimpin dan pengusaha agar tak melihat hutan sebagai uang. Tapi sebagai masa depan.
Mari kita selamatkan hutan kota, hutan untuk anak cucu kita, hutan kota Babakan Siliwangi untuk dunia.[]