Ahmad Fauzan Sazli
Taufiq Kiemas adalah gelora kebangsaan yang tak pernah padam. Seperti itulah Taufiq merepresentasikan dirinya sebagai seorang politisi. Gelora itu dituangkannya dalam sebuah buku “Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam.”
Buku setebal 471 halaman tersebut berisi perjalanan hidupnya dari kecil, berpindah ke Yogyakarta hingga karir politiknya di MPR RI.
Sebagian besar isi buku tersebut berisi pemikiranya mengenai berbagai isu kebangsaan. Dalam berbagai kesempatan pun, taufiq Kiemas selalu menyatakan pentingnya penerapan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan berbangsa.
Taufiq Kiemas lahir di Jakartaa 31 Desember 1942. Ia adalah seorang keturunan palembang – Minangkabau bergelar Datuk Basa Batuah. Taufiq lahir dari pasangan Tjik Agus Kiemas dari Palembang dan HamHamzathoen Roesda dari Kanagarian Sabu, Sumatera Barat.
Taufiq Kiemas adalah sarjana muda Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya tahun 1966. Ia memulai karir politiknya ketika di bangku mahasiswa dengan bergabung sebagai anggota GMNI. Kemudian bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia. Ia pun terpilih sebagai anggota DPR RI pada tahun 1992.
Pada masa orde baru karier politiknya banyak dikebiri oleh pihak penguasa. Karirnya mulai cemerlang ketika awal reformasi. Pada pemilu 1999, PDIP menjadi parta pemenang. Kemenangan tersebut mengantarkan Megawati, istrinya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Sebagai tokoh PDIP perjuangan. Taufiq menjabat sebagai ketua pertimbangan pusat (Deperpu). Ia pun terpilih kembali menjadi naggota dewan pada periode 2009 -2014.
“Buku Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam” merupaka testimoni terakhirnya untuk bangsa yang ia cintai, Buku tersebut hadir bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke 70.
Malam selang beberapa bulan buku tersebut hadir. Taufiq Kiemas menghembuskan nafas terakhirnya. Selamat jalan Taufiq Kiemas.[]