Ahmad Fauzan Sazli
Seorang pemuda tengah melakukan orasi di depan kantor Kontras, di jalan Borobudur, Jakarta. Selasa, (11/04/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 50 pemuda yang mengatasnamakan Front Pemuda Merah Putih menggelar aksi di depan Kantor KontraS, Jakarta Pusat, Selasa (11/06/2013). Aksi tersebut merupakan protes kepada KontraS yang dianggap sebagai antek-antek Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dalam aksinya mereka membawa spanduk sebesar 3 x 6 meter bergambarkan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dibawahnya bertuliskan tuntutan aksi. Mereka juga melakukan orasi secara bergantian dan meneriakkan yel-yel “Kontras No, NKRI Yes” berulang kali.
Dahlan Wattiheluw Koordinator aksi mengatakan bahwa KontraS juga telah menuduh aparat TNI melakukan penembakan, penyiksaan warga sipil di Papua. Padahal tuduhan itu belum ada bukti kuat. Selain itu KontraS juga telah meminta Panglima TNI untuk menghentikan tuduhan terhadap keterlibatan OPM atas penembakan di Freeport.
“Secara langsung Kontras dianggap tidak menjaga keutuhan negara,” kata Dahlan.
Selain itu bukti lain bahwa Kontras antek-antek OPM adalah mereka telah secara intens mengawal berlangsungnya konferensi pers oleh OPM di kantor Papua.
“Dari bukti-bukti tersebut menunjukan KontraS telah berpihak membela kelompok separatis OPM,” kata Dahlan, di depan Kantor KontraS.
Sementara itu Semy Aplau, salah satu peserta aksi menambahkan, seharusnya KontraS lebih jeli dalam memilah persoalan. Apalagi menyangkut keutuhan dan martabat NKRI. “Mereka seharusnya bekerja sesuai porsinya. Tidak menuding soal integrasi bangsa,” jelas Semy.
Dalam kesempatan itu, para pendemo menolak segala aktivitas KontraS yang mendukung tindakan separatis dalam bentuk apapun. Merek juga menginginkan para pengurus kontras untuk mengevaluasi diri terkait hal-hal yang merongrong kedaulatan bangsa.
Setelah para pendemo melakukan orasi pengurus KontraS, seperti Usmad Hamid dan Haris Azhar mempersilahkan perwakilan pendemo masuk untuk berdialog.[]