Ahmad Fauzan Sazli
SURABAYA, KabarKampus – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) membantu pemasaran tempe di kampung tempe Sukomanunggal. Di sana mereka melakukan pembinaan mulai dari pelatihan sistem pemasaran, komputasi, lomba kreasi memasak, hingga menggelar forum diskusi.
Kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Planologi (HMPL) ITS ini merupakan program sosial dari Direktorat Jenderal Pendiikan Tinggi (Ditjen Dikti). Kegitan ini bertujuan memperkenalkan kampung tempe kepada masyarakat Surabaya dan meningkatkan penjualannya.
.”Progam ini memfasilitasi mahasiswa dalam membina suatu desa agar menjadi lebih baik. Dalam hal ini adalah penjualan tempe,” kata Gatot Subroto, Ketua Pelakasana acara ini, Senin, (16/09/2013).
Menurutnya, Kampung Tempe dipilih mereka lantaran kurang dikenalnya Kampung Tempe di Surabaya. Faktor lainnya yang juga menjadi alasan penting adalah minimnya pengetahuan masyarakat Kampung Tempe terkait sistem pemasaran. Padahal sistem tersebut juga berdampak pada penjualan produk.
”Masyarakat lebih memikirkan produknya laku, tanpa memperhatikan kemasan dan pemasarannya,” terang Gatot.
Gatot mengungkapkan, untuk itu berbagai program disiapkan mereka, salah satunya adalah pelatihan sistem pemasaran yang sudah dilakukan Minggu malam (15/9) lalu. Pelatihan tersebut salah satunya diisi oleh Jenu Widjaja Tanjung, dosen Universitas Ciputra. Jenu berbagi ilmu seputar situasi bisnis saat ini, permasalahan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan kualitas produk.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan sistem pemasaran ini, rencananya masyarakat kampung tempe memasarkan produk mereka lewat online. Selain itu juga akan digelar lomba kreasi memasak dari bahan dasar tempe, pembuatan blog, dan komunitas jual akan digelar.[]