More

    Herman Tjiknang, Wisudawan Tertua Unpad

    Ahmad Fauzan Sazli

     

    04 02 2014 Herman TjiknangBelajar memang tidak mengenal usia. Seperti yang dilakukan Hermain Tjiknang. Meski usianya sudah tidak muda, ia berhasil menyelesaikan  program Doktornya dalam waktu lima tahun.

    - Advertisement -

    Saat menyelesaikan Sidang terbuka promosi doktoralnya digelar pada 17 Januari 2014 lalu, ia berusia 91 tahun 7 bulan. Disertasi Hermain berjudul “Perlindungan Hukum Atas Pekerja Alih Daya (Outsourcing) Berdasarkan Keadilan dalam Perselisihan Hubungan Industrial Akibat Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak”.

    Namun perjalanan Hermain meraih doktor tidaklah mudah. Hermain mengaku banyak kendala yang ditemua saatmenyelesaikan disertasinya.

    ““Disertasi saya sampai 7 kali direvisi oleh promotor,” kenangnya selepas Prosesi Wisuda Lulusan Gelombang II Unpad Tahun Akademik 2013/2014, Selasa (04/01) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Bandung.

    Bisa dikatakan, Hermain Tjiknang adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia.  Sebelumnya pada 23 November 2010, Unpad juga mewisuda Hj. Siti Maryam Salahuddin yang meraih gelar doktor pada usia 83 tahun.

    Dari data di media, Mooryati Soedibyo pernah tercatat sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia menurut Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) ketika lulus S3 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2007. Jika tidak ada data baru lagi, maka Hermain Tjiknang adalah peraih gelar doktor tertua di Indonesia saat ini.

    “Saya memang cinta dengan dunia pendidikan. Sejak ditawan Belanda, saya sudah mengajar pejuang-pejuang yang kala itu juga ditahan. Sebagai pejuang saya harus tetap menuntut ilmu,” jelas kakek 9 cucu ini.

    Hermain Tjiknang  lahir di Muntok, Bangka, 26 Juni 1922. Saat ini ia masih aktif bertugas sebagai Dosen di STIH Pertiba, Pangkalpinang. Perguruan tinggi yang didirikan olehnya bersama rekan lainnya pada tahun 1982.

    Seminggu 3 kali, Hermain masih datang ke kampus untuk mengajar Ilmu Hukum untuk mahasiswa Sarjana dan Magister. Hal inilah yang menjadikan Hermain gigih menuntut ilmu bahkan hingga menyeberang pulau demi berkuliah di Unpad, meskipun kondisi fisiknya seringkali menurun.

    “Saya tidak bisa berhenti mencari ilmu. Sebagai seorang dosen wajib untuk menambah ilmu lalu menuangkannya kembali ke para mahasiswa. Meskipun sudah tua, jangan lupa belajar,” ungkap Hermain,”

    Dengan menaiki kursi roda, Hermain mengikuti Sidang Prosesi Wisuda Unpad. Ia dinobatkan sebagai wisudawan tertua. []

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here