More

    Mahasiswa ITB Teliti Polimer Untuk Tingkatkan Produksi Minyak di Indonesia

    Ahmad Fauzan Sazli

    06 03 2014 Peelitian EOR Mahasiswa ITB di Jurnal Internasional

    Penelitan mahasiswa ITB mengenai polimer yang dapat meningkatkan produksi minyak. Dok. Peneliti

    - Advertisement -

    Keluarnya Indonesia dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) menandai bahwa Indonesia bukanlah negara pengekspor minyak. Untuk memenuhi kebutuhan minyaknya, Indonesia kini terpaksa mengimpor minyak dari negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Padahal Indonesia sebelumnya merupakan menjadi salah satu negara penghasil bahkan pengekspor minyak.

    Karena alasan tersebut, dua mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yakni Nur’aeny dan Zihnil Ahda Islamy, Mahasiswa Kimia ITB 2010, melakukan penelitian untuk memecahkan masalah energi di Indonesia. Mereka melakukan penelitian mengenai polimer yang digunakan untuk proses Enhanced Recovery Oil (EOR) atau untuk meningkatkan produksi minyak.

    Menurut Aeny, salah satu cara untuk mengurangi impor adalah memaksimalkan produksi minyak dalam negeri dengan sumur-sumur minyak yang telah ada. Namun demikian, sumber minyak di Indonesia sudah tidak sebanyak dulu, banyak sumur-sumur tua yang jumlah minyak nya sudah sangat sedikit dan lebih banyak pengotornya.

    Aeny menuturkan, polimer yang digunakan adalah poli akrilamida cross linked heksametilen tetra amin (HMTA) dan hidrokinon (HQ). Polimer ini berperan untuk menutup pori-pori yang terdapat dalam batuan agar air tidak dapat terbawa sampai ke permukaan bersama minyak.

    “Sebelum menggunakan teknik polimer sebagai EOR ini, kadar minyak yang diproduksi oleh sumur tua hanya berkisar 10-20% saja, tetapi produksi minyak akan semakin meningkat apabila digunakan teknik EOR dengan menggunakan polimer ini,” jelas Aeny.

    Selanjutya menurut Aeny, poli akrilamida yang berbentuk cair harus ditambahkan dengan HMTA dan HQ, supaya menjadi jel dan dapat menutup pori-pori batuan dengan sempurna.

    “Lamanya proses perubahan fasa cair dari fasa jel-lah yang harus diatur sesuai dengan kedalaman sumur yang ingin diambil minyaknya,” jelas Aeny.

    Adapun, waktu pembuatan fasa jel ini dapat diekspresikan melalui model matematika yang telah Aeny dan Zihnil buat.

    Aeny mengungkapkan, upaya untuk memaksimalkan sumur tua untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri merupakan langkah yang bijak mengingat ketergantungan Indonesia akan minyak masih sangat tinggi. “Kami berharap penelitian ini dapat diaplikasikan di perusahaan minyak nasional, sehingga dapat berguna bagi Indonesia dan mewujudkan kemajuan Indonesia akan minyak,” ungkap Aeny.

    Berkat penelitan Aeny dan Nur’aeny dan Zihnil Ahda Islamy membuat mereka dikenal di mata Internasional melalui publikasi paper mereka di salah satu situs jurnal Internasional dan konferensi The 11th Hokkaido Indonesian Student Assoiation Scientific (HISAS 11) di Jepang Februari lalu.

    Adapun HISAS 11 merupakan konferensi yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hokkaido dengan tujuan untuk mempublikasikan penelitian mahasiswa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di dunia, khususnya di Indonesia sendiri.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here