Ahmad Fauzan
JAKARTA,KabarKampus— Isu lingkungan sepi interupsi di kalangan aktivis BEM seluruh Indonesia pada rapat pleno konferensi mahasiswa Indonesia di Wisma Handayani, Jakarta (24/10). Hal ini berbeda dengan isu lain yang lebih lama dan ramai interupsi. Saat divisi lingkungan mempresentasikan soal gerakan lingkungan namun akhirnya berujung pada perdebatan advokasi hukum lumpur Lapindo.
Ega utusan BEM STAN yang membahas isu lingkungan nampak malu-malu ketika ditanya soal lingkungan. Ia menyarankan mahasiswa lain untuk menjawabnya. Mahasiswa jurusan beacukai ini mengakui antusiasme terhadap persoalan Lingkungan di STAN masih kecil, usai konferensi ia akan memulai menyadarkan BEM di kampusnya untuk membuat divisi Lingkungan.
Tasyah, mahasiswa komunikasi Brawijaya, juga mengakui di BEM Brawijaya lebih banyak membahas persoalan sosial dan politik, inspirasi pentingnya penyadaran lingkungan mereka dapatkan setelah mengadakan suatu acara yang disponsori sebuah perusahaan tentang lingkungan.
“Saya baru merasa persoalan lingkungan amatlah penting. Persoalan yang harus di kaji mahasiswa bukan hanya persoalan turun ke jalan, demonstrasi dan sebagainya,” tutur Tasyah. Menjadi aktivis lingkungan dimulai Tasyah dengan membiasakan diri membawa tempat minum atau bekal dari rumah ke kampus. “Jangan Malu,” ujar Tasya menghimbau.
Menurut Zelypptharani, mahasiswa kedokteran gigi yang konsen soal lingkungan mengatakan, gerakan penyadaran penghematan air dan listrik dampaknya tidak secara langsung kepada mahasiswa sehinggu isu ini dianggap tidak sexy.
Zellyp mendekatkannya dengan kehidupan mahasiwa itu sehari hari. Ia pun menemukan inovasi-inovasi gerakan terkait dengan isu lingkungan di kampus. “Karena ego fakultas tinggi, BEM UI mengadakan kompetisi untuk setiap fakultas mengikuti ajang fakultas terhijau.”
Selain itu Zellyp mencoba mengoptimalisssi penggunaaan kertas, hemat listrik, kawasan tanpa rokok, dan pengelolan sampah terpadu di kampusnya.
Setiap kampus memiiki persoalan lingkungannya masing masing, masih ada kampus yang merasa tidak memiliki persoalan besar terhadap lingkungan, mereka manganggap kampus dan tempat tinggal mereka masih sejuk dan banyak pepohonan. Kota Jakarta dapat kapan saja tergenang banjir, akan sexy bila para mahasiwa ketika belajar basah tergenang air.
Dari sekian banyak delegasi BEM Indonesia hanya BEM UI yang memiliki divisi lingkungan.[]