Ahmad Fauzan Sazli
Meski baru dua tahun menggeluti olahraga sepeda downhill, mahasiswa ini telah mempunyai banyak prestasi. Terakhir ia berhasil menjadi juara pertama untuk kategori Man Open di ajang Malaysia MTB Festival 2014 pada 13 -15 Juni 2014 lalu.
Dialah Hamzah Fansuri, mahasiswa Krisna Dwipa, Bekasi. Dalam kejuaraan itu ia berhasil menyisihkan puluhan peserta dari berbagai negara di Asia.
Perkenalannya dengan olahraga ekstrim terjadi pada saat ia pergi ke tempat wisata dan melihat orang bermain sepeda downhill. Ia melihat orang-orang yang bermain sepeda downhill bisa bergaya sambil melompat.
“Ternyata olahraga sepeda downhill bisa dipelajari. Kemudian saya terus latihan dan berguru sama pelatih downhill,” kata Hamzah menceritakan pengalamannya berkenalan dengan olahraga downhill.
Tak hanya sampai disitu, Hamzah tak sekedar melakukan latihan. Untuk mengasah kemampuannya, Hamzah pun mengikuti sejumlah kompetisi downhill. Bagi hamzah, untuk cepat bisa sepeda downhill harus banyak mengikuti lomba.
“Banyak orang yang hanya latihan, tapi tidak pernah ikut bapalan. Padahal kalau mau maju harus sering ikut lomba. Lomba itu kalau dipelajaran adalah tryoutnya,” jelas Hamzah.
Ternyata dari keinginan mengasah kemampuan, mahasiswa kelahiran Jakarta 16 Juni 1991 ini justru naik ke atas podium juara. Pengalaman pertamanya naik ke atas podium juara memotivasinya untuk terus menjadi juara. Tercatat lebih dari empat penghargaan diraihnya, antara lain juara 1 kejuaraan downhill di Lubuk Linggau, juara 3 Walini Open, Juara 1 Malaysia Downhill Festival, dan juara 1 Pual Cross.
“Setelah sekali naik podium juara, saya pingin lagi-pingin lagi,” katanya.
Bagi Hamzah apa yang diraihnya itu adalah modal fokus latihan dan menjalani apa yang diberikan pelatih. Namun untuk urusan kuliah, Hamzah mengaku kesulitan membagi waktu. Kadang menurutnya, ia harus meninggalkan kuliah untuk mengikuti perlombaan.
“Makanya kuliah saya keteter karena fokus ke sepeda. Saya sukses di downhill bukan di akademis,” katanya.
Namun pilihan Hamzah menjadi atlet sepeda downhill inididukung penuh oleh kedua orang tuanya yakni Nanang dan Sri. Hamzah didukung mulai dari sepeda hingga financial.
Tapi bagi Hamzah untuk bergelut di olahraga downhill modal utamanya bukan biaya, melainkan nyali, skill dan fisik. Bila ketiga hal tersebut sudah dimiliki, selanjutnya untuk urusan dana bisa mencari sponsor.
Perjalanan Hamzah di olahraga Downhill masih panjang, ia masih terus ingin meningktkan kemampuannya. Setelah mengikuti berada dikelas man Open atau kelas atlit Hamzah berhara bisa bermain dikelas ekspert kemudian kelas elite.
Selanjutnya Hamzah berharap pemerintah lebih memperhatikan olahraga downhill. Baginya untuk mengasah bakat dan kemampuan atlet sepeda downhill haruslah sering mengikuti perlombaan. Namun setelah rokok tidak lagi mensponsori kompetisi downhiil, kompetisi downhill menjadi jarang digelar,
“Sekarang saatnya pemeritah ngasih anggaran dana untuk bisa bikin acara downhill itu sendiri, harap Hamzah.[]