More

    Pemanfaatan Energi Terbarukan Terkendala Kebijakan Pemerintah

    Mega Dwi Anggraeni

    26 01 2015 Naik Turun BBM
    Menanggapi naik dan turunnya harga BBM, Unpad mendatangkan beberapa peniliti ke Eksekutive Lounge Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Senin (26/1/2015). Dalam diskusi dipaparkan beberapa masalah dan solusi untuk meninggalkan ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil. FOTO : Mega Dwi Anggraeni

    BANDUNG, KabarKampus – Upaya Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan energi terbarukan tampaknya masih belum sesuai rencana. Padahal, pemerintah menargetkan hingga 2025 bisa memanfaatkan energi terbarukan hingga 26 persen.

    Energi terbarukan atau energi alternatif bisa berasal dari sumber-sumber non tradisional, yang tidak menimbulkan gas buang berbahaya bagi lingkungan dan bukan dari sumber pasokan energi yang dominan. Misalnya, matahari, tenaga air, dan angin. Energi ini juga merupakan jenis yang dapat membawa dampak perubahan ekonomi yang sangat signifikan.Yang dimaksud dengan energi yang berasal bukan dari sumber pasokan dominan adalah minyak bumi.

    - Advertisement -

    Hasil penelitian Dosen Fakultas MIPA Unpad, Camilla Panatarani menunjukkan sampai saat ini Indonesia masih ketergantungan terhadap energi fosil. “Kebutuhan Indonesia terhadap energi fosil masih di angka 96 persen. 48 persen minyak bumi, 18 persen gas, dan 30 persen batubara,” katanya dalam Unpad Merespon: Naik Turun Harga BBM, Bagaimana Dampaknya? Di Eksekutive Lounge Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur, Senin (26/1/2015).

    Menurutnya dengan angka tersebut, terget Pemerintah Indonesia untuk mengurangi penggunaan energi fosil akan meleset jauh. Dari data yang dipaparkan oleh Camilla, hingga 2012 upaya pemerintah baru mencapai 12 persen. Tertinggal jauh dengan Hungaria sudah merealisasikan 7.8 persen dari target 11 persen pada 2020.

    “Jika memang berupaya memenuhi target untuk sepuluh tahun mendatang, seharusnya sejak dulu pemerintah sudah mulai membangun pembangkit-pembangkit untuk mengkonversi energi-energi terbarukan,” cetusnya.

    Sampai saat ini, lanjut Camilla, pihaknya sudah mengembangkan berbagai sumber daya energi alternatif. Beberapa di antaranya sudah dipergunakan di Rumah Mandiri Energi atau rumah yang dioperasikan dari sumber energi terbarukan dan berkelanjutan, seperti solar sel, biomassa, mikrohidro, dan geotermal. Rumah tersebut ditempatkan di Jatinangor untuk membantu beberapa rumah tangga di sekitarnya.

    “Sebenarnya sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian terkait sumber energi terbarukan, tetapi karena terkendala kebijakan dan dana. Kalau hasil penelitian tidak ditindaklanjuti, maka hasilnya hanya sekadar paper,” ujarnya.

    Koordinator Pilar Energi, LPPM Upad, I Made Joni mengatakan, peran serta universitas dalam membangun negara sebenarnya hanya sebatas menyalurkan ide-ide penemuan yang sudah dilakukan oleh para peneliti. Merancang dan membuat prototipe. Sementara tugas pemerintah adalah mendukung penemuan tersebut.

    “Sejak awal memang seharusnya sudah bermitra untuk menindaklanjuti hasil penemuan supaya hasilnya bisa pasarkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here