Masyarakat nampaknya harus lebih waspada saat membeli makanan takjil atau makanan berbuka puasa di bulan ramadhan. Pasalnya berdasarkan peninjauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap sejumlah pedagang yang beredar mendapatkan lebih dari 10 persen makanan takjil mengandung bahan berbahaya. Bahan berbahaya tersebut seperti formalin, rhodamin B, boraks dan methanil yellow.
Salah satunya ditemukan di Pasar Benhil, Jakarta Pusat akhir bulan Juni lalu. BPOM menemukan makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya tersebut ada pada mie, kerupuk, kolang kaling, cendol dan makanan takjil untuk berbuka puasa. Mie dan kerupuk berwarna kuning dan merah ditemukan mengandung boraks dan rhodamin B. Sementara, cendol yang berwarna hijau ternyata mengandung perwarna tekstil.
Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP, Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI mengatakan, pasien yang tercemar makanan takjil akan mengakibatkan gangguan pencernaan pada malam hari atau saat sahur. Gangguan pencernaan yang timbul salah satunya adalah diare yang timbul pada pagi hari. Selain diare, nyeri ulu hati juga hal yang dikeluhkan disampaikan oleh pasien yang sedang berpuasa.
“Nyeri ulu hati memang tidak sampai membatalkan puasa tapi untuk sebagian pasien nyeri ulu hati sangat mengganggu,” ungkap Dr Ari.
Adapun, menurut Dr Ari, konsumsi Rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh. Selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati dan akhirnya dapat menyebabkan kanker hati dan gagal ginjal.
Sementara itu, formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel, jaringan tubuh), korosif dan iritatif. “Uap dari formalin sendiri sangat berbahaya jika terhirup oleh pernafasan dan juga sangat berbahaya dan iritatif jika tertelan oleh manusia,” kata Dr Ari.
Selanjutnya, dampak buruk bagi kesehatan jika terpapar formalin secara kronik dan berulang-ulang antara lain sakit kepala, radang hidung kronis (rhinitis), mual-mual, gangguan pernafasan baik berupa batuk kronis atau sesak nafas kronis. Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, serta sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas.
“Pada manusia penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan,” ungkapnya.
Waspadalah![]