Tradisi menyambut siswa/mahasiswa baru dalan lingkungan pendidikan seringkali menerapkan metode yang kurang tepat. Metode orientasi siswa/mahasiswa ini dikenal dengan nama istilah pelonco. Yuk kita kenali ciri-ciri pelonco :
1. Atribut aneh
Setiap siswa/mahasiswa yang sedang mengikuti masa orientasi pengenalan dunia pendidikan harus mengenakan atribut aneh. Misal topi dari bola plastik, kaus kaki bola, kalung permen, dan sebagainya. Padahal jika ke sekolah atau kampus, atribut ini tidak pernah dikenakan. Tidak ada satu pun peraturan penyelenggara pendidikan mewajibkan setiap siswa/mahasiswa mengenakan atribut aneh.
2. Hukuman
Kakak kelas biasanya punya motif balas dendam dan iseng saat menghukum siswa/mahasiswa baru. Hukuman misalnya : mengepel lantai dengan tubuh, joget erotis, mengisap jempol temen, push up dengan posisi kawan di bawah, membawa minuman oplosan, menggunakan kekerasan, dsbnya. Hukuman-hukuman seperti ini hanya bertujuan membuat kakak kelas tertawa dan merasa puas. Mereka senang melihat siswa/mahasiswa baru tampak bodoh dan tak berdaya. Sesungguhnya hukuman yang tidak pernah didapatkan jika kamu gagal mengikuti mata pelajaran atau perkuliahan.
3. Tugas yang mengada-ada
Sudah menjadi tradisi setiap siswa/mahasiswa harus melaksanakan tugas dari kakak kelas. Namun ada saja tugas yang sering bikin kamu stres. Tugas itu diantaranya : menulis surat cinta kepada kakak kelas lalu dibacakan keras-keras, membawa kecebong jantan dan betina (bagaimana cara melihat kelaminnya ya), dan lain-lain. Intinya tugas yang diberikan lebih banyak tidak memiliki keterkaitan dengan kewajiban kamu sebagai siswa/mahasiswa.
4. Senior selalu benar
Doktrin paling menyebalkan saat masa orientasi siswa/mahasiswa baru adalah (1) senior selalu benar, (2) jika salah lihat pasal satu. Doktrin inilah yang sering membuat kakak kelas merasa di atas angin. Perintahnya adalah fatwa yang tidak boleh dibantah. Sehingga siswa/mahasiswa baru yang membantah akan mendapatkan hukuman. Bila “senior selalu benar” secara tegas kakak kelas itu menyatakan bahwa ia anti kritik.
Jika kamu menemukan ke-4 ciri ini jangan ragu untuk melaporkan kepada guru atau dosen yang bertugas mengawasi masa orientasi siswa/mahasiswa. Bila mereka tak juga peduli malah mendukung, maka kumpulkan kawan-kawan, hanya satu kata : LAWAN! []