Hutan heterogen di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia tepatnya di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Sambas kini kondisinya memprihatinkan. Hutan dibakar untuk membuka lahan perkebunan sawit yang menjadi primadona Pemerintah Kabupaten Sambas.
Kawasan ini pula telah menjadi pintu gerbang antara orang Indonesia dan Malaysia berhubungan. Baik itu hubungan ekonomi dan kultural. Namun sulitnya kehidupan membuat orang-orang di perbatasan mengambil langkah cepat dengan mengorbankan hutan.
Hal inilah yang membuat keputusan hidup di kawasan perbatasan menjadi sulit.
Hutan di perbatasan Indonesia – Malaysia mulai dibakar dan diambil kayunya diperkirakan sejak tahun 1980-an. Saat itu perdagangan kayu menjadi primadona. Selain itu pengusaha sawit tengah melebarkan ekspansinya di hutan Kalimantan Barat. Inilah cikal bakal rusaknya hutan di kawasan perbatasan.
Pemerintah Sambas pun hingga kini masih menganggap perkebunan sawit mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat di perbatasan.
Membakar hutan adalah cara mudah untuk membuka lahan perkebunan. Sekali saja terjadi kebakaran maka ratusan hektar hutan akan musnah. Di hutan inilah dulunya satwa seperti orangutan, bekantan, dan kera ekor panjang hidup.[]