More

    10 Tipe Hubungan Mahasiswa PhD dengan Pembimbingnya

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Susanna Chamberlain, Griffith University
    19 01 2016 belajar kelompokKetika seorang mahasiswa melanjutkan studi untuk mencapai gelar Doktor (PhD), hubungan dengan pembimbing merupakan hal yang penting untuk menentukan keberhasilan mahasiswa tersebut. Dan menurut Susanna Chamberlain dari Griffith University di Queensland, tidak semua hubungan mahasiswa -pembimbing ini berjalan mulus.

    Sudah bukan rahasia lagi bahwa proses untuk menjadi PhD bukan hal yang mudah.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah hubungan antara mahasiswa dengan pembimbingnya. Penelitian menunjukkan bahwa pembimbingan yang efektif berpengaruh signifikan terhadap kualitas Doktor seseorang dan juga keberhasilan atau kegagalan mencapai gelar tersebut.

    - Advertisement -

    Pembimbing PhD ini juga cenderung mengisi berbagai fungsi lain: guru, mentor yang mendukung proses mental, dan patron yang mempersiapkan mahasiswa untuk melanjutkan karirnya setelah selesai nanti.

    Ada berbagai tipe hubungan,dan ini kadang tergantung kepada jenis riset yang dilakukan.

    Dari belasan tahun menjadi pembimbing mahasiswa PhD, saya melihat sedikitnya ada 10 jenis hubungan pembimbingan.

    Kloning (The clone)
    Mahasiswa diharapkan mengikuti persis pendekatan, jenis, dan pandangan dari pembimbing, menghasilkan penelitian yang akan meningkatkan reputasi pembimbingnya. Kadang juga disertai penekanan agar mahasiswa untuk tidak terlalu ‘kreatif’.

    Buruh Murah (Cheap labour)
    Mahasiswa menjadi asisten riset untuk proyek pembimbing, dan hubungan akan berlanjut seperti itu, bahkan setelah lulus, dengan mahasiswa selalu berada di peringkat kedua. Penelitian mahasiswa ini sering dianggap tidak penting oleh pembimbingnya.

    Pembimbing Hantu (The ‘ghost supervisor’)
    Pembimbing jaran terlihat, hanya kadang-kadang menjawab email dan tidak mengerti sepenuhnya kebutuhan mahasiswa dan proyek yang dilakukannya. Bagi mahasiswa yang ulet, yang bisa bekerja mandiri, pembimbing hantu bisa diterima sampai ketika di masa krisis tiba – yaitu di akhir penulisan disertasi. Bagi yang memerlukan dorongan dan bantuan, ini adalah mimpi buruk.

    Teman (The chum)
    Hubungannya terlalu kekeluargaan, dengan penekanan berulang kali bahwa kita semua adalah teman baik, dan si mahasiswa masuk dalam jaringan keluarga dan pertemanan. Akan terjadi dimana mahasiswa dijadikan pengasuh bayi atau membantu pekerjaan rumah tangga sang pembimbing (biasanya tidak dibayar karena mahasiswa tidak mau menyinggung pembimbing dengan meminta bayaran). Pembimbing jenis ini kadang tidak mendukung mahasiswanya di jaringan profesional.

    Korban Tidak Sengaja (Collateral damage)
    Bila pembimbing adalah seorang peneliti terkenal, hubungan akan didasarkan pada kontak minimal, karena pembimbing akan banyak keliling dunia untuk berbicara. Mahasiswa kemudian harus mengajar, memberikan penilain dan tugas administrasi lain yang biasanya menjadi tugas pembimbing, dan akibatnya penelitian mahasiswa sendiri terlantar.

    Pertarungan (Combatant)
    Pertemuan tiap kali menjadi pertarungan intelektual, dengan pembimbing mengkritik semua yang disampaikan mahasiswa. Setiap penelitian yang diajukan dibahas dengan serius, seluruh tulisan selalu diedit oleh pembimbing. Mahasiswa dibuat seolah-olah mereka tidak berguna dan bodoh.

    Ketertarikan Pribadi (Creepy crawlers)
    Beberapa pembimbing kadang menjadi obses dengan mahasiswanya, dan kadang mahasiswa yang begitu terhadap pembimbinganya, masing-masing memiliki ketertarikan seksual yang tidak sehat. Kebanyakan universitas di Australia sudah melakukan banyak hal untuk menghentikan hubungan seperti ini, sehingga sekarang dibandingkan 10 tahun lalu sudah jauh berkurang.

    Hubungan Seksual (Captivate and Con)
    Kadang, terjadi hubungan seksual antara mahasiswa dan pembimbing. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, mulai dari keinginan untuk menyenangkan pembimbing sampai ke yang tua ingin menguasai yang muda. Hubungan seperti ini kadang menjadi hubungan permanen, namun karena sebelumnya dimulai dari hubungan mahasiswa-dosen, tetap tidak setara.

    Konselor (Counsellor)
    Hampir semua hubungan pembimbingan berisi aspek mentoring atau konseling, namun kadang pembimbing tidak memliki latihan memadai untuk bisa melakukannya dengan benar. Banyak pembimbing tidak tahu atau tidak mengerti bagaimana memberikan nasehat dalam soal emosional dan kehidupan pribadi.

    Teman dalam pelatihan (Colleague in training)
    Ketika mahasiswa PhD diperlukan sebagai teman dalam pelatihan, hubungannya selalu dalam kaidah profesional, dimana individu dan penelitian mereka dihormati. Pembimbing mengerti bahwa perannya adalah membimbing agar mahasiswa mengerti mengenai prosedur penelitian dan yang lainya, dan juga mengerti mengenai masalah pribadi yang dihadapi sang mahasiswa. Pengalaman bagi mahasiswa dan pembimbing adalah mereka saling menghargai, bahwa mereka dalam kedudukan berbeda namun saling mendukung. Ini adalah pembimbingan paling ideal.

    Ada berbagai kebijakan yang sudah dibuat untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari hubungan antara pembimbing dan mahasiswa tersebut, dengan pembentukan panel pengawasan, dan juga melakukan pelatihan mengenai praktek pembimbingan dan mentor. []

    Dr. Susanna Chamberlain, adalah Dosen di School of Humanities, Griffith University

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here