Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Meski namanya bir, minuman ini dijamin tidak buat mabuk. Minuman ini namanya bir pletok. Terinspirasi dari bir yang banyak diminum orang Belanda saat bercokol di tanah Betawi.
“Ketika itu orang Belanda pada seneng minum Bir. Alasan mereka minum bir untuk penghangat perut. Masyarakat Betawi yang banyak beragama Islam merasa gerah melihat orang Belanda mabuk-mabukan. Orang betawi kemudian membuat bir yang tidak beralkohol,” kata Opik penjual Bir Pletok kepada KabarKampus di Kemang, Jakarta, Sabtu, (09/06).
Menurut Opik, istilah pletok diambil dari suara batus es yang berbunyi peletak pletok di dalam wadahnya saat dikocok. Dan ketika dituangkan keluar busa, jadilah namanya bir pletok.
Selain tidak beralkohol, bir pletok menyehatkan. Bir ini berkhasiat mencegah masuk angin, perut kembung, melancarkan peredaran darah, pegel-pegel, dan sebagai anti oksidan. Masyarakat Betawi menciptakan bir pletok dari rempah-rempah yaitu jahe, secang, kayu manis, daun salam, jeruk purut, gula, biji pala, kapulaga, dan serai.
Opik menjual bir pletok dengan merk Kemang Pletok. Menurutnya nama Kemang ini digunakan karena di daerah Kemang masih banyak orang Betawi. Selain itu bir pletok jualan Opik dibuat oleh Padepokan Seni Betawi Mangar Kelape yang terletak di Kemang Selatan, Jakarta.
Bir ini sangat berasa jahenya, hangat diminum ketika musim hujan. Namun saat cuaca panas bir pletok bisa dicampur es. Kemang Pletok yang dijual Opik ini dikemas dengan kemasan plastik. Opik menjualnya dengan harga 8 ribu rupiah perbotol.
Bagi Opik menjual bir pletok juga membatu melestarikan Budaya Betawi. “Insya Allah dipasarin di Kemang, biar bisa bersaing dengan bir lainnya.” Harap Opik.[]