SURABAYA, KabarKampus – Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya mensyaratkan sebanyak 12 Program Studi tidak buta warna. Sebanyak 12 Prodi tersebut yaitu Fisika, Kimia, Biologi, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan, Teknik Geomatika, Teknik Geofisika, Teknik Elektro, Teknik Biomedik, Arsitektur, Desain Produk, dan Desain Interior.
Aturan tersebut diberlakukan sebab pembelajaran 12 Prodi sangat memerlukan suatu kompetensi spesifik yang terkait dengan kondisi mata mahaiswa. Selain itu ITS juga akan melakukan tes buta warna terhadap mahasiswa yang dinyatakan diterima.
Dr Eng Unggul Wasiwitono ST MEngSc, Kepala Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama ITS, menyarankan, sebaiknya para pendaftar harus mengetahui kondisi matanya sebelum memilih salah satu prodi tersebut. Pihaknya akan dilakukan tes buta warna kembali setelah pendaftar tersebut dinyatakan diterima pada prodi itu saat registrasi ulang nanti.
Pada SBMPTN 2019 ini, ITS mengalokasikan 1.574 kuota untuk mahasiswa barunya. Jumlah tersebut merupakan 40 persen dari daya tampung total ITS pada tahun ini. Sementara sisanya sebesar 60 persen dibagi rata pada jalur SNMPTN dan Progam Kemitraan dan Mandiri (PKM).
Mulai tahun ini pula, terdapat prodi baru yaitu Studi Pembangunan yang tergolong dalam kategori sosial dan humonaria (soshum). Meskipun baru, peminat dan daya tampung Prodi baru ini cukup ketat. Daya tampung prodi baru cenderung sangat sedikit dan peminatnya lumayan banyak.
Selain itu ITS tidak pernah meriliskan _passing grade_ atau nilai minimal untuk lolos pada suatu prodi. Hal itu karena setiap prodi hanya menerima pendaftar yang memiliki nilai terbaik sejumlah kuota prodi yang dipilihnya.
“Jadi pada setiap tahunnya, nilai terendah yang diterima pada suatu prodi selalu berubah,” ungkap dosen Departemen Teknik Mesin ini.
Jalur masuk ITS progam sarjana hanya ada tiga yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan PKM. Seluruh informasi resmi mengenai pendaftaran mahasiswa di ITS dapat dilihat di laman smits.its.ac.id.[]