BANDUNG, Kabarkampus – Pakar kesehatan mental memprediksi penderita depresi akan terus meningkat jumlahnya di dunia, termasuk di Indonesia. Depresi yang secara sederhana didefinisikan sebagai gangguan mood ini bisa menyerang siapa saja. Lalu bagaimana jika temanmu mengalami depresi?
Shelly Iskandar, dr., SpKJ., SoAkp., Msi., PhD., psikiater dari Melinda Hospital, memberikan tips bagaimana menghadapi orang depresi. Menurutnya, orang depresi pada dasaranya mengalami kehilangan. Entah itu kehilangan orang dekat, kehilangan harapan, kehilangan dukungan, dan lain-lain.
Jadi menghadapi orang atau teman depresi adalah dengan mengisi kehilangan yang dirasakannya. Mulai memberi dukungan atau motivasi, mendengar keluh kesahnya, menemaninya, dan hal-hal empatik lainnya.
“Orang depresi dasarnya kehilangan. Sehingga supaya jangan sampai kehilangan dia perlu diberi dukungan. Jika dia kehilangan harapan kamu perlu beri dia harapan, jika dia kehilangan dukungan kasih dia dukungan,” kata Shelly Iskandar, saat berbincang dengan kabarkampus, baru-baru ini.
Orang depresi juga harus diajak bercerita. Jika dia sudah mau bercerita, kamu harus mendengarkan sungguh-sungguh atau empatik. Dengan begitu, orang depresi tidak merasa sendiri dan kehilangan.
“Prinsip dasar orang depresi merasa kehilangan. Kamu harus mampu mengisi yang hilang dari dia,” kata Shelly, psikiater yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Unpad.
Dalam buku “Dekap (Dengarkan, Empati, Kelola & Pertahankan): Pertolongan Pertama dalam Mempertahankan Kesehatan Mental” dijelaskan depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat, dan kehilangan energi yang ditandai dengan cepat lelah.
Buku yang ditulis tim psikiater Melinda Hospital itu juga merilis data World Health Orgnization (WHO) yang menyebutkan, 350 juta orang di dunia mengalami depresi. Sekitar 40 pasien depresi mempunyai ide bunuh diri dan 15 persen melakukannya.
Penyebab depresi adalah trauma psikis, kematian orang terdekat, masalah studi, pekerjaan atau hubungan sosial. Depresi juga ditemukan pada mereka yang mengalami penyakit fisik serius, menahun dan dapat memperburuk kondisi sakitnya. Ciri orang depresi ialah mudah tertekan pada masa-masa sulit.
Dampak depresi dapat memengaruhi pola pikir, perasaan dan perilaku. Penderita depresi sering mengalami kesulitan studi dan pekerjaan, kehilangan minat dalam melakukan hobi dan mengatur keuangan atau kehidupan. Orang depresi juga mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial seperti pertemanan dan hubungan sosial.
Kabar baiknya, depresi dapat disembuhkan dan kembali normal dengan cara medis dan non medis yang terintegrasi. Langkah menempuh cara ini ialah dengan mendatangi layanan konseling profesional dan mengikuit kegiatan positif seperti ikut komunitas, menekuni hobi, mengikuti kegiata keagaamaan, bercerita kepada orang yang dipercaya, dan lain-lain. []