BANDUNG, KabarKampus – Jam menunjukkan pukul 14 lewat ketika sejumlah pemuda mendatangi Woodstock Tavern di Jalan Bagusrangin, Bandung. Di halaman kafé itu dipasang tenda mini yang memajang merchandise band. Sedangkan di bagian dalam kafe terdapat panggung, lapak-lapak buku antik, dan kardus bertuliskan “Donasi Tamansari – Taman Hati”.
Acara “Tamansari – Taman Hati” merupakan inisiatif anak-anak muda yang bersolidaritas terhadap warga RW 11 Tamansari yang digusur Pemkot Bandung beberapa waktu lalu. Terlepas dari sengketa tanah yang akan dijadikan proyek rumah deret yang konon untuk menambah estetka kota, para anak muda tergerak menggalang dana untuk warga korban penggusuran yang masih bertahan.
“Tamansari – Taman Hati” digagas Rumah Bintang, komunitas rumah belajar di Bandung, bersama komunitas musik, buku atau literatur, mahasiswa, suporter bola, dan lain-lain.
“Di luar isu politik atau sengketa lahan RW 11 Tamansari, di sini kami melihat dari segi kemanusiaannya. Itu yang menjadc,.dads
Penggalangan dana digelar Kamis–Sabtu. Kegiatan diwarnai konser musik solidaritas dari berbagai kelompok anak-anak musik Bandung di antaranya, MR Sonjaya, Parahyena, Sarekat Idola Remaja, dan masih banyak lagi.
Lapak yang meramaikan penggalangan dana terdiri dari beragam komunitas. Mereka menawarkan produk-produk khas seperti buku yang ditawarkan Lawang Buku, Hell or Well, komunitas sablon, komunitas kopi, clothing, cd musik dan aksesoris band seperti poster, efek, dan sebagainya.
Komunitas yang andil tidak hanya datang dari Bandung, melainkan ada yang datang dari Bekasi yang menyumbang poster untuk dilelang. “Dari Bekasi ada yang ngasih koleksi marcandise, jadi lintas kota. Solidaritas kan tidak kenal batasan,” kata Niki.
Penggalangan dana dilakukan dengan cara membuka kotak atau kencleng donasi hingga lelang secara online di Instagram Gerai Rumah Bintang. Mengenai lelang, siapa pun bisa mengikutinya, tidak hanya pengunjung yang mendatangi Woodstock Tavern. Lelang dibuka pukul 16.00 dan ditutup pukul 21.00.
Barang yang dilelang umumnya koleksi langka dan memiliki nilai khusus bagi pemiliknya. Misalnya, jaket dengan merek tertentu, cd musik Homocide, sampai buku langka berjudul “Dari Revolusi Menuju Gesuri”, sebuah buku tua berisi kumpulan pidato Sukarno, Presiden pertama RI. Buku ini dilelang lapak buku Lawang Buku. Peserta yang mengikuti lelang cukup menawar harga di kolom komentar Instagram Gerai Rumah Bintang. Penawaran tertinggi menjadi pemenang.
Sedangkan hasil lelang yang disumbangkan tergantung kesepakatan. Tidak sedikit yang menyumbangkan hasil lelangnya. Begitu juga setiap pembelanjaan di lapak-lapak yang akan dipotong buat donasi.
Menurut Niki, hasil donasi akan disumbangkan kepada warga Tamansari, khususnya anak-anak dalam bentuk fasilitas kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Data yang dihimpun Rumah Bintang, ada 18 anak Tamansari yang rumah orang tuanya digusur. Dari 18 anak, 8 di antaranya usia sekolah dan selebihnya balita.
Sebelumnya, tutur Niki, relawan Rumah Bintang juga turun mendampingi anak-anak korban penggusuran yang kini mengungsi di masjid Tamansari. Di sana kegiatannya berupa bikin lagu, bernyanyi bersama, dan program permainan lainnya yang tujuannya untuk menghilangkan trauma anak akibat penggusuran.
Pekan lalu Rumah Bintang mengajak anak-anak Tamansari liburan ke Gambung, Ciwidey selama 3 hari. Fokus liburan ini sebagai trauma healing. “Saat trauma healing kita masih melihat trauma pada anak-anak. Apalagi mereka menyaksikan langsung ketika rumah orangtua mereka dihancurkan eskavator,” katanya.
Dalam menghadapi anak-anak yang trauma, ia mengaku tidak menjalankan program khusus. Pihaknya lebih menekankan pada permainan. Sebab dunia anak-anak adalah bermain.
“Kita ingin mereka seperti anak-anak umumnya. Peristiwa kemarin memang berbekas dan prilakunya tak seperti anak-anak umumnya. Itu terlihat dari Bahasa dan sikap mereka, tidak seperti anak normal. Kita ajak main, liburan bareng, untuk kembalikan jadi anak lagi,” kata pria berambut gondrong tersebut. []