JAKARTA, KabarKampus – Kartu Prakerja banyak menuai kritik di masyarakat. Banyak yang menganggap Kartu Prakerja bukanlah program yang tepat sebagai jaring pengaman sosial, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Tak hanya itu pelatihan yang ditawarkan Kartu Prakerja juga berbayar dan berpotensi hanya menguntungkan segelintir kelompok dalam situasi bencana. Bahkan pemerintah menganggarkan untuk pelatihan online Kartu Prakerja mencapai 5,6 trilyun.
Kritik tersebut datang dari Wahyu Andrianto, Risman Adnan, Brahmantya Sakti. Mereka menyarankan agar anggaran 5,6 Trilyun untuk beragam pelatihan online tersebut dialihkan menjadi bantuan langsung tunai kepada kelompok masyarakat pekerja yang saat ini lebih membutuhkan.
Untuk itu mereka pun membuat website tandingan yang diberinama prakerja.org. Website ini memberikan pelatihan serupa yang diberikan laman prakerja.go.id buatan pemerintah. Bedanya laman pelatihan di laman prakerja.org diberikan secara cuma-cuma alias gratis.
Di laman Prakerja.org secara terang mereka menuliskan prakerja.org sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah terhadap program Kartu Prakerja. Mereka juga menuliskan kartu pra kerja gratis tanpa kartu prakerja dan kualitasnya bersaing dengan pelatihan berbayar.
Konten yang mereka berikan diantaranya, Wirausaha dan Ide Bisnis, Pengembangan Diri, Bisnis dan Keuangan, Teknologi dan Software serta Bisnis Digital. Pada kategori Ide Bisnis misalkan, peluang usaha bumbu masakan, jual beli mobil bekas, cara memulai bisnis katering dan sebagainya.
Dalam manifesto yang mereka buat menyebutkan, dalam situasi ini, respons kebijakan pemerintah haruslah tepat dan tidak boleh salah arah. Begitu pula dalam alokasi anggarannya, jangan sampai justru menguntungkan segelintir kelompok.
“Pembelokan program pelatihan online berbasis Kartu Pra-Kerja menjadi program wajib untuk mendapatkan bantuan tunai di masa pandemi adalah contoh kebijakan salah arah,” tulis Wahyu Andrianto, Risman Adnan, Brahmantya Sakti. dalam manifesto yang ditulis awal Mei 2020 lalu.
Selain meminta agar dana pelatihan online disalurkan dalam bentuk BLT, mereka juga meminta penyaluran dana tersebut layak diperiksa. Hal tersebut karena dilakukan secara terbatas melalui penunjukan tanpa mekanisme tender terbuka.
Selain itu mereka mengatakan, inisiatif membuat platform pelatihan online yang diberi nama Prakerja.org. karena teknologi internet dan digital memungkinkan masyarakat tetap produktif dengan cara yang sangat murah di tengah pandemi. Karenanya konten untuk platform tersebut diperoleh dari berbagai sumber gratis dan dari kontribusi berbagai pihak yang ingin berpartisipasi.
“Kami juga mengajak semua pihak di Tanah Air bergabung dalam inisiatif ini atau turut membuat inisiatif serupa, untuk ikut memperbesar ruang harapan kepada siapapun yang menjadi korban dan terdampak oleh pandemi Covid-19,” terang mereka.[]







