YOGYAKARTA, KabarKampus – Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai mengkaji rencana penerapan kuliah tatap muka di tahun ajaran 2020/2021. Hal tersebut menyambut wacana pemerintah yang bakal menerapkan kehidupan ‘new normal’.
Menurut Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM, untuk semester ganjil yang akan dimulai bulan September mendatang akan dilakukan secara daring hingga pertengahan semester. UGM akan mulai beralih ke pembelajaran tatap muka jika kondisi sudah memungkinkan.
UGM sendiri telah mulai menerapkan pembelajaran daring seiring dengan diberlakukannya pembatasan maksimal kegiatan di kampus sejak tanggal 23 Maret lalu. Sebelum pandemi Covid-19, UGM juga telah memiliki fasilitas sistem pembelajaran daring di antaranya berupa elok.ugm.ac.id dan elisa.ugm.ac.id serta simaster.ugm.ac.id. untuk administrasi akademik.
Dalam sebuah survei yang melibatkan ribuan mahasiswa dan dosen sebagai responden, sebanyak 80 persen mahasiswa mengutarakan bahwa dosen telah mampu menyampaikan materi secara daring dengan kualitas yang serupa dengan ketika kuliah dilaksanakan di dalam kelas. Sementara itu, sebanyak 60 persen dosen juga mengaku telah cukup familiar dengan sistem pembelajaran daring.
“Hasil ini lumayan bagus, berarti sivitas UGM sendiri cukup cepat menguasai,” imbuhnya.
Meski demikian, untuk mempersiapkan para dosen memasuki semester yang baru, di bulan Juni dan Juli ini PIKA juga akan memberikan pelatihan tambahan bagi dosen untuk dapat meningkatkan keterampilan dan mengoptimalkan menu-menu pada aplikasi interaktif daring.
“Harapannya ini memberi bekal untuk kuliah di semester mendatang,” kata Hatma.
Dengan beragam fasilitas yang telah dimiliki, UGM menurutnya telah siap untuk menghadapi normal baru, dan pandemi virus corona tidak menjadi penghalang bagi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk tetap dilangsungkan.
Bila kegiatan pendidikan dan pengajaran dilakukan secara daring atau virtual, begitu pun dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Irfan D. Prijambada, menyampaikan dalam kondisi normal UGM biasanya menerjunkan mahasiswanya secara langsung dan berkelompok untuk mengabdi di desa-desa dan tinggal selama dua bulan membaur dengan masyarakat.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 pelaksanaan KKN dilakukan secara daring dari kos atau rumah masing-masing mahasiswa, dan dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) secara daring dengan tema edukasi yang disesuaikan dengan kondisi daerahnya.
“Secara umum KKN dilakukan secara daring. Sebab, tidak memungkinkan dalam kondisi sekarang mahasiswa ke lapangan dan tinggal di tempat KKN selama 2 bulan,” jelasnya.