Oleh : M. Fathurrahman Al-Arbi
Mahasiswa Manajemen, Universitas Bina Bangsa
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa memang telah menjadi suatu pemahaman yang tidak baru lagi, bahkan perubahan-perubahan besar yang ada di dunia ini tidak terlepas dari peran pemuda yang sangat berkontribusi secara signifikan dari segi fakta maupun realita. Bisa dilihat bahwa riwayat perjuangan bangsa Indonesia terdahulu pemuda menjadi garda terdepan dalam proses pembaharuan, perjuangan, dan pembangunan bangsa Indonesia.
Munculnya pergerakan Budi Utomo telah menjadikan cikal bakal kebangkitan nasional, sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928, Soegondo membacakan teks Sumpah Pemuda yang merupakan awal dari bangkitnya pemuda untuk menegaskan cita-cita bangsa. Tidak sampai di situ, pemuda juga berperan aktif dalam penuntutan kepada tokoh yang berperan dalam kemerdekaan bangsa Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok menjadi bukti penting di penghujung perjuangan untuk meraih kemerdekan dari tangan kolonialisme dan imperialisme penjajah. Pada peristiwa itu, pemuda mendesak tokoh yang sangat berperan aktif dalam pencetus kemerdekaan Indonesia, agar secepatnya menyusun naskah proklamasi lalu kemudian dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menyatakan bahwa Indonesia telah terbebas dari tangan penjajah.
Bukan hanya itu, rezim Orde Baru pun membawa bangsa ini kepada masa reformasi pada tahun 1998. Hal tersebut yang menjadi bukti bahwa peran pemuda dapat menjadi sosok pahlawan yang mampu menginspirasi dan mengiring proses kemajuan bangsa ini.
Tak hanya di Indonesia, pemuda berkontribusi dalam esensi perubahan. Perubahan-perubahan yang ada di dunia ini juga tidak terlepas dari peran pemuda yang sangat signifikan. Bisa diambil contoh adalah penaklukan Konstantinovel yang merupakan Ibu Kota Romawi Timur, bahkan Jendral Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte pernah berkata, “Apabila dunia ini adalah sebuah negara, maka ibu kotanya adalah Konstantinovel”.
Kota ini yang disebut-sebut sebagai ibu kota Dunia yang pernah ditaklukan oleh pemuda berusia 23 tahun pada tahun 1543, beliau bernama Muhammad Al-Fatih yang kemudian mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. Selain itu ada penguasa Spanyol, ia bernama Abdurrahman An-Nasr yang diangkat menjadi khalifah saat berumur 21 tahun.
Pada masa itu. Andalusia mencapai puncak kejayaannya. Ia mampu menganulir berbagai partikel membuat sains yang tiada duanya. Penakluk lainya adalah Muhammad Al-Qasim yang ditunjuk pada saat itu menjadi panglima perang saat umur baru menginjak usia 17 tahun. Al-Qasim mempimpin 200.000 pasukan untuk menyerang India, lalu kemudian menaklukannya.
Pada zaman Rasulullah juga ada pasukan perang yang paling hebat, ia adalah Usamah bin Zaid. Saat berumur 18 tahun, ia mampu memimpin pasukan perang ketika melawan pasukan yang paling besar dan terkuat di masa itu. Usamah dianugerahi jabatan sebagai Jendral Muda yang ditunjuk oleh Rasulullah Saw.
Sa’ad bin Abi Waqqash (17 tahun) telah melindung Rasulullah ketika perang Uhud terjadi. Ia memiliki kedewasaan dan kematangan berpikir. Pemuda hebat dan berani lainnya ialah Al Arqam bin Abil Arqam yang berusia 16 tahun telah menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasulullah Saw selama kurun waktu 13 tahun berturut-turut.
Selain itu, ada Zubair bin Awwam yang berumur 15 tahun dan Tahlah bin Ubaidillah yang berumur 16 tahun. Mereka berdua telah berkorban untuk Rasulullah Saw dan umat Islam. Rasulullah telah menyampaikan bahwa mereka berdua akan menjadi tetangganya di surga.
Pemuda belia berumur 13 tahun yang tidak kalah cemerlangnya, adalah Zaid bin Tsabit. Adalah seorang penulis wahyu (Qur’an) dan hafal Kitabullah serta ikut dalam modifikasi Al-Qur’an yang pada waktu itu masih bergeletakan tertulis di pelapah kurma, kulit unta, dan lain sebagainya. Ada juga pemimpin muda bisa disebut Atab bin Usaid yang diangkat oleh Rasulullah sebagai Gubernur Makkah pada umur 18 tahun.
Dari contoh perilaku perubahan-perubahan di atas, kita selaku pemuda sebagai generasi bangsa harus sadar akan hak dan kewajiban serta keyakinan dan tanggung jawab sesama umat manusia dan juga bangsa Indonesia.
Setiap manusia yang mencoba untuk bangkit dan memulai sebuah perubahan akan selalu dihantui oleh ketakutan akan kegagalan. Kegagalan akan menjadikan momok paling menakutkan dan paling sulit untuk dilawan, karena belum pernah ada senjata yang paling ampuh untuk melawan ketakutan akan kegagalan selain sebuah keyakinan.
Mengingat usia Indoensia pada hari ini sudah bukan lagi usia remaja, akan tetapi usia Indonesia saat ini sudah amat sangatlah tua yang hampir menginjak genap usia satu abad, sejak sang proklamator Soekarno yang didampingi oleh Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi tersebut yang mejadikan sebuah indentitas negara ini sudah merdeka.
Dari situlah kita perlu sadari bahwasanya para pejuang bersusah payah untuk bagaimana caranya Indonesia terbebas dari kolonialisme dan imprelialisme penjajah, akan tetapi penjajahan di bangsa ini tidak berhenti begitu saja. Masih banyak tantangan-tantangan zaman yang harus dihadapi oleh bangsa ini, dengan canggihnya teknologi serta ilmu pengetahuan menjadi tantangan berat bagaimana kita selaku pemuda sebagai generasi bangsa dapat meghadapi jajahan-jajahan yang berbasis teknologi ini.
Mulai dari Revolusi Industri 1.0, munculnya penemuan mesin yang bisa menggantikan keringat tenaga manusia hingga Revolusi Industri 4.0 yang menciptakan pabrik cerdas yang di dalamnya berstruktur moduler yang mana siber fisik dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan.
Apakah masyarakat, khususnya pemuda yang ada dalam bangsa ini mampu menghadapi tantangan zaman ini, dengan dampak positif maupun negatifnya telah siap merasuki setiap individu maupun kelompok kehidupan manusia?
Indonesia akan mengalami peluang yang menakjubkan demi terjawabnya tantangan zaman di masa yang akan datang, yaitu Indoneisa Emas Tahun 2045, dimana usia bangsa ini akan menginjak genap usia 100 tahun di tahun 2045.
Masa ini adalah masa yang ditunggu-tunggu, khususnya oleh bangsa Indonesia sendiri. Istilah ini sudah tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya ada harta karun yang didamba-dambakan yang akan bisa menjadi modal tolak ukur kelangsungan hidup bangsa dan negeri ini.
Pada tahun itulah Indonesia akan menyentuh umur ke-100 tahun atau yang disebut sebagai Bonus Demografi, yakni fase dimana jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun) di Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk yang non produktif (usia dibawah 14 tahun dan usia 65 tahun keatas) dalam rentan tahun 2020 sampai dengan 2045.
Bonus Demografi ini apabila sumber daya manusianya dapat terpenuhi dengan baik, maka akan menghasilkan niai positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Apabila sumber daya manusianya tidak sesuai untuk diharapkan, maka akan menimbulkan nilai negatif bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Indonesia Emas 2045 telah menjadi impian besar untuk membentuk bangsa Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, serta dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan dan KKN yang saat sulit diatasi oleh negara ini. Kunci untuk merealisasikan Indonesia Emas pada tahun 2045 berada pada pundak pemuda yang sekarang duduk di bangku sekolah, yang mana peran pemuda di usia produktif dapat meningkatkan life skill untuk berperan aktif dalam kemajuan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, pemuda harus meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya sehingga dapat berperan aktif dalam menghasilkan kader terbaik untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur.
Lantas bagaimana peran pemuda saat ini untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara, serta dapat merealisasikan Bonus Demografi?
Ada tiga hal dasar yang harus dikuasi oleh pemuda saat ini agar bisa menjadi sumber daya manusia yang mempuni, yaitu pendidikan, teknologi, hard skill dan soft kill.
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang berubah menjadi lebih baik. Sedangkan menurut Filsuf Barat, Aristoteles, pendidikan adalah suatu fungsi dari suatu negara, dan dilakukan, terutamanya setidaknya untuk keperluan negara itu sendiri.”
Negara adalah institusi sosial yang tertinggi yang mengamankan tujuan tertinggi atau kebahagiaan manusia. Pendidikan adalah persiapan/bekal manusia untuk beberapa aktivitas yang layak. Dari tahun ke tahun, pendidikan mengalami kemajuan yang signifikan. Negara Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Perlu kita ketahui bahwa sebuah negara dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut juga maju. Perlu pula kita sadari juga bahwa siswa sekarang sudah enggan untuk belajar. Dengan kedaaan saat ini, siswa ingin memperoleh semua pengetahuan dengan cara instan tanpa berusaha dengan gigih.
Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan mutu pendidikan di Indonesia saat ini sulit ditingkatkan, antara lain adalah kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan Educational Production Function yang tidak konsekuensi.
Kemudian penyelenggaraan pendidikan secara sentralistik dan jawa sentris, keputusan birokrasi dalam hal ini hampir menyentuh semua aspek sekolah. Uang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah-sekolah tersebut.
Teknologi
Selain pendidikan, teknologi yang harus ditingkatkan dalam menjawab tantangan zaman adalah penguasaan teknologi. Pengertian secara umum teknologi adalah kegiatan, alat mesin, cara proses, kegiatan ataupun gagasan yang dibuat untuk mempermudah aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Di zaman serba teknologi ini, kita sebagai manusia tidak pernah luput dari yang namanya teknologi, baik digunakan dalam profesi maupun digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Teknologi dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga manusia dimanjakan oleh teknologi dalam aktivitasnya.
Dalam buku The Empathic Enterprise: Wining By Staying Human In A Digital Age (Merchan Trask Prees), Mark Brown mencoba mengingatkan perkembangan teknologi yang makin luar biasa kini. Buku ini juga sekaligus menyediakan peta jalan untuk meningkatkan kemitraan antara manusia dan mesin tersebut secara lebih baik.
Hard Skill dan Soft Skill
Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam sesuatu pekerjaan, lebih tepatnya ilmu pengetahuan, teknologi keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan soft skill adalah kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri dan kemampuan berhubungan dengan orang lain.
Jika dijelaskan secara sederhana, Hard Skill itu sama dengan ilmu pengetahuan atau ilmu yang kita pelajari di bangku sekolah, baik itu teori keahian teknis, mengoperasikan komputer, atau perangkat lainnya, ataupun pengetahuan spesifik tentang jurusan yang kita ambil. Hard skill bisa dilihat dari dari nilai rapor seorang siswa. Jika nilainya tinggi berarti orang tersebut ahli dalam bidang atau mata pelajaran tersebut.
Sedangkan soft skill adalah abstrak dari hard skill. Tidak seperti hard skill yang bisa diukur dari nilai, soft skill tidak diajarkan di bangku sekolah sehingga tidak ada sistem untuk menilainya.
Itulah beberapan peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang penting untuk dipahami dan juga diupayakan untuk melakukan kebaikan juga kepentingan bersama, baik dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Dapat disimpulkan juga peranan tersebut memang benar pemuda merupakan suatu tonggak atau kunci dari adanya pembangunan, perubahan yang ada di dunia ini. Dengan adanya peran pemuda, khusunya di Indonesa sendiri yang sangat signifikan, seperti peran generasi muda dalam mengisi kemerdekaan, dapat menjadi suatu langkah atau pintu awal bagi bangsa Indonesia untuk lebih maju dan berkembang lagi di masa yang akan datang, terlebih di mata dunia.[]