More

    Mahasiswa Unair Buat Hand Sanitizer dari Nasi Basi

    GAMBAR produk hand sanitizer berbahan limbah nasi yang digagas
    oleh lima mahasiswa program studi D3 Teknik Laboratorium Media (TLM)
    Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga. (Foto : istimewa)

    Nasi yang telah menjadi basi biasanya dibuang begitu saja. Padahal limbah nasi tersebut memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat dijadikan formula hand sanitizer.

    Dari banyaknya nasi yang terbuang dari warung makan, dan fasilitas cuci tangan yang masih minim mendorong mahasiswa Vokasi Universitas Airlangga untuk mencari solusi mengatasi masalah tersebut. Mereka pun mengembangkan formula dari hand sanitizer dari nasi basi atau limbah nasi.

    Inovasi ini digagas oleh sebanyak lima mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga. Mereka adalah Yasmin Auliya Hylmi (2019); Annisa Maulidya (2019); Ajeng Dilla Lestari (2019); Hilda Rachmania Panglipurning T. (2020); dan Silvia Eka Kurniawati (2020).

    - Advertisement -

    Kelimanya berhasil mengembangkan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum L.). Hasilnya dapat digunakan sebagai inovasi hand sanitizer alami.

    Yasmin Auliya Hylmi selaku ketua tim peneliti menjelaskan, kandungan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi itu efektif membunuh berbagai mikroba. Seperti bakteri dan jamur termasuk coronaviruses.

    Selain itu, formula tersebut memiliki sejumlah keunggulan, yaitu berbahan dasar alami. Kemudia tidak mengandung metanol, sehingga tidak menimbulkan efek toksisitas.

    Selajutnya, ungkap Yasmin, karena dari bahan limbah, formula tersebut harganya murah. Namun tak sekdar murah, kandungan yang ada, dapat menjadi anti bakteri dan antivirus serta antifungi.

    “Kami menggunakan metode destilasi bertingkat serta peragian untuk mendapatkan kadar bioetanol dari limbah nasi. Takarannya sesuai dengan kadar efektif hand sanitizer, yakni sekitar 60 hingga 80 persen,” jelas seperti yang disiarkan laman Unair.

    Untuk ekstraksi daun kemangi, menurut Yasmin, mereka menggunakan metode maserasi. Pelarut dengan tingkat kepolaran tertentu digunakan agar mendapatkan ekstrak yang diharapkan. Kemudian juga telah dilakukan finalisasi uji fitokimia.

    Raih Juara LKTI 2020

    Gagasan Yasmin dan tim ini pernah diikuti sertakan dalam Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2020. Dalam ajang yang digelar Institut Teknologi Sepuluh Novemer Surabaya tersebut, mereka Setelah melalui persaingan yang cukup ketat, berhasil membawa pulang Juara LKTI Sub Kategori Saintek Inovasi Bioekonomi.

    Yasmin berharap, ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan bisa terus diturunkan untuk mengharumkan nama prodi dan universitas. Selain itu juga tidak menjadi titik akhir dari perjuangan mereka dan teman-teman yang lain.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here