BANDUNG, KabarKampus – Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menentang kebijakan Seleksi Mandiri ITB 2021. Mereka menilai dalam proses menerimaan melalui jalur mandiri ada ketidaksetaraan dengan jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Pada Seleksi Mandiri ITB 2021, calon mahasiswa diperbolehkan memilih langsung program studi. Sementara jalur SBMPTN dan SNMPTN hanya diperbolehkan memilih fakultas atau sekolah alias tidak boleh langsung memilih Prodi.
“Memohon pihak rektorat ITB untuk meninjau kembali sistem seleksi dan keberadaan SM ITB dan mengubah kebijakan tersebut,” kata Nada Zharfania Zuhaira, Ketua Kabinet KM ITB 2020/2021 dalam pernyataan sikapnya yang ditulis (22/02/2021).
KM ITB mencatat, ada perbedaan jalur penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN dan SBMPTN dengan jalur SM ITB 2021. Pada jalur SM ITB memberikan hak kepada pesertanya untuk memilih prodi secara langsung alias tidak lagi memilih fakultas/sekolah seperti pada kedua jalur penerimaan lainnya.
Kemudian, walaupun program peminatan pada jalur SNMPTN memiliki hak yang sama, namun prodi yang ditawarkan pada program tersebut hanya prodi-prodi tertentu saja. Kemudian cenderung bukan merupakan prodi yang ramai diperebutkan oleh mahasiswa TPB atau bisa disebut sebagai “jurusan favorit”.
“Dengan pemberian “hak istimewa” tersebut tentu akan menimbulkan suatu pertanyaan baru, apabila pemilihan program studi secara langsung ini ditujukan untuk mengurangi potensi “salah jurusan”, mengapa hanya mahasiswa yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri saja yang mendapat hak tersebut?” terang Nada mewakili KM ITB.
Terlebih, KM ITB melihat, kuota yang dialokasikan untuk jalur Seleksi Mandiri ini cukup besar, yakni 30 dari total mahasiswa program sarjana yang akan diterima oleh ITB pada 2021 ini. Akibatnya kuota tersebut sudah terisi oleh 30 persen mahasiswa tanpa adanya standardisasi via prestasi akademik.
Tak hanya itu, bagi KM ITB, seleksi Mandiri ini cenderung ditujukan bagi mahasiswa dengan kemampuan finansial yang lebih. Karena biaya pendidikan pada jalur tersebut yang terlihat lebih tinggi daripada dua jalur lainnya.
“Maka dari itu, penulis merasa bahwa adanya mekanisme tersebut pada Seleksi Mandiri tahun ini menciptakan ketidaksetaraan kesempatan dalam mendapatkan jurusan yang mahasiswa inginkan,” tulisnya dalam kajian yang dilakukan KM ITB.
Sehingga bagi KM ITB, hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan ITB. Dalam laman resmi penerimaan mahasiswa baru menyebutkan, Seleksi Mandiri ITB mempertimbangkan kesempatan yang berimbang dan adil bagi calon mahasiswanya.
Kemudian, perbedaan yang fundamental ini, berpotensi akan memiliki implikasi negatif terhadap berbagai dimensi pendidikan di ITB. Peran dan fungsi TPB yang dijadikan sebagai sarana membangun nilai semangat berkompetisi, minat belajar, serta keinginan untuk maju menjadi hilang dengan adanya mekanisme calon mahasiswa SM ITB 2021 yang dapat langsung memilih program studi atau jurusan.
“Dengan adanya perbedaan tersebut, hal itu juga akan mengindikasikan bahwa dengan melalui jalur yang “mahal”, calon mahasiswa akan mendapatkan privilege khusus untuk bisa memilih jurusan yang mereka inginkan secara langsung di awal pendaftaran,” tegas Nada.[]