BANDUNG, KabarKampus – Ketua Majelis Wali Amanat Unpad, yang juga Menteri Pariwisata 2014 – 2019, Dr. Ir. Arief Yahya M.Sc. yang juga pernah menjabat Dirut Telkom Indonesia 2014 – 2014, memberikan materi tanggapan atas presentasi Hermawan Kartajaya. Menurut Arief Yahya, transformasi BUMN membutuhkan transformational leadership. Agar bisa menjalankan peran tersebut, maka dibutuhkan pemahaman mengenai tantangan terbaru yang dihadapi dan berbagai inovasi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan.
“Lima perusahaan dengan market cap terbesar di dunia, berasal dari digital company. Misal di Indonesia, perusahaan transportasi dengan valuasi terbesar bukan badan usaha penerbangan pelat merah. Melainkan Gojek dengan valuasi 300 triliun rupiah sebagai perusahaan ride hailing yang tidak punya moda transportasi, namun digital company. Saat ini digital company juga berlomba-lomba untuk menjadi super-app. Mudah ditebak, Bukalapak dan Grab akan bergabung, poinnya adalah platform value. ”, buka Arief Yahya pada Studium Generale dalam rangkaian Rakernas IMA, Jumat 27 Mei 2022.
Tantangan yang dihadapi memang sangat banyak. Karena itu dibutuhkan pemetaan tantangan, seperti pemetaan digital vortex. Ini adalah pemetaan yang membandingkan misal dampak digitalisasi ke berbagai industry.
Sementara untuk inovasinya terkait customer value yang bisa diberikan untuk bisa survive dan menang menghadapi tantangan digitalisasi. Misalnya dengan memilih salah satu pilihan, customer value, experience value dan platform value. Agar bisa mengambil pilihan yang tepat, dibutuhkan sebuah leadership capability.
Leadership capability itu dari yang klasik dan contextual atau agile, dan mesti mencakup kemampuan menggunakan head atau pemikiran seperti intellectuality, professional values, thinking dan heart atau empati seperti emotionality, personal values, feelings. Bagaimana leaders itu menerapkan kemampuan tersebut? Menurut Arief Yahya, leaders itu berfokus ke orang atau SDM, sementaramanagers berfokus ke bisnis.
Kenapa mesti berpikir orang atau SDM? Karena itu yang akan digunakan mengarahkan
para manajer agar bisnisnya bisa menjadi pemenang di kategorinya. Itulah yang kemudian digunakan oleh agile leaders.
Dengan mengacu pada model yang dikembangkan IMD, salah satu sekolah MBA terkenal di dunia, Arief Yahya, agile leaders itu mesti punya HAVE (Humble, Adaptable, Visionary dan Engaged) dan DBA (Digital Business Ability).
Arief Yahya yang pernah memimpin Telkom, juga memberikan contoh bagaimana sebagai CEO dia mengambil strategi berbasis pilihan. Contohnya adalah Indihome, produk yang lahir semasa Arief Yahya menjadi CEO Telkom. Kini Indihome, sejak pandemi COVID-19, kian kuat menjadi andalan lain Telkom Indonesia di bisnis digital telecommunication.
Arief Yahya juga menjelaskan bagaimana 8 tahapan John Kotter dulu digunakan dalam transformasi bisnis Telkom.
Menutup pidatonya, Arief Yahya kembali menegaskan “Tidak ada pilihan lain kecuali perusahaan saat ini melakukan transformasi digital, otherwise tidak bisa memenangkan persaingan”. Sesi ini ditutup dengan pemberian Plakat IMA oleh Presiden IMA Chapter Bandung Dr. Lina Auliana, SE., MM. kepada Dr.Ir. Arief Yahya, M.Sc.