More

    Diplomasi Budaya Melalui Indonesia Arts and Culture Scholarship (IACS)

    Oleh: Sirtyka Rahman*

    Pembukaan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia Virtual tahun 2021. (Foto: Kemlu.go.id)

    Secara umum, diplomasi budaya merupakan bagian dari diplomasi publik yang termasuk instrumen suatu negara untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan nasionalnya. Terdapat beberapa aspek dalam kegiatan diplomasi budaya,  seperti seni, bahasa, ideologi, dan lainnya. Dan tujuan utama dari diplomasi budaya ialah mempengaruhi pendapat masyarakat umum (internasional) untuk mendukung kebijakan politik luar negeri negara tersebut.

    Menurut Milton C. Cummings diplomasi budaya diartikan sebagai pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek kebudayaan lainnya antara suatu negara dengan negara lain maupun antara masyarakat dengan masyarakat lainnya dengan tujuan memelihara sikap dan tujuan saling pengertian.

    - Advertisement -

    Dengan eratnya pengaruh globalisasi dan teknologi saat ini maka semuanya harus dapat disesuaikan dengan era digital, termasuk dalam hal berdiplomasi. Jadi, diplomasi budaya dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, sehingga hal ini menarik perhatian kaum milenial baik domestik maupun internasional. 

    Indonesia Arts and Culture Scholarship (IACS) atau dikenal dengan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) awalnya dilaksanakan pada tahun 2003 sebagai komitmen Indonesia dalam forum South West Pasific Dialogue (SWPD). Merupakan salah satu program pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditujukan untuk membangun people to people contact, interaksi antara masyarakat, utamanya pemuda internasional dan nasional (Indonesia) melalui media seni dan budaya.

    Program BSBI berorientasi pada upaya pembentukan citra positif Indonesia dengan memperkenalkan, mempromosikan dan menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia. Program dimaksud menghasilkan friends of Indonesia, ambassador of Indonesiadan membangun jaringan Indonesianist. 

    Pada awal dibentuknya program BSBI ini, pemerintah hanya memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari negara yang tergabung dalam anggota forum Southwest Pasific Dialogue (SwPD) yaitu Australia, Filipina, Indonesia, Papua Nugini, Selandia Baru, dan Timor Leste. Pada tahun berikutnya, pemerintah Indonesia menambah negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, ASEAN+3 (Cina, Jepang, Korea), dan negara yang tergabung kedalam Pasific Island Forum (PIF) sebagai peserta BSBI. Program ini berfungsi untuk menunjukkan komitmen Indonesia sebagai inisiator pembentukan SwPD dan sebagai salah satu negara pendiri ASEAN dalam memajukan kerja sama sosial budaya di kawasan ini dan untuk mendorong pemahaman yang lebih baik di antara para peserta dari negara-negara anggota melalui seni dan warisan budaya yang sangat beragam di Indonesia. 

    Dapat dikatakan BSBI merupakan program unggulan diplomasi publik Indonesia karena kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada generasi muda negara-negara sahabat mengenai ragam identitas, sikap, dan karakter bangsa Indonesia yang khas seperti nilai-nilai kebhinekaan, kebersamaan, kesantunan, keterbukaan dan toleransi. Program BSBI ini berlangsung selama 3 bulan, dalam kurun waktu tersebut para peserta BSBI akan mempelajari bahasa Indonesia, seni budaya, kegiatan sosial dan kearifan lokal serta kunjungan ke situs-situs warisan. 

    “Indonesia Channel: Mosaic of Indonesia” Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2019. (Foto: Kemlu.go.id)

    Para pemuda akan belajar di 6 mitra sanggar yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI. Keenam sanggar seni itu adalah Sanggar Tari dan Musik Syufyani  (Padang, Sumatera Barat), Gubang Art Community (Tenggarong, Kutai Kartanegara), Kazaki Art School (Makassar), Sanggar Seni Semarandana (Bali), Sanggar Seni Langlang Buana (Banyuwangi) dan Sanggar Kinanti Sekar (Yogyakarta). Para pemuda akan belajar kesenian dan budaya sesuai dengan sanggar yang akan mereka tempati. Program ini diakhiri dengan acara puncak atau dikenal dengan Indonesia channel, yang mana para pemuda akan mementaskan seni dan budaya yang telah mereka pelajari selama di sanggar masing-masing. Setelah itu para pemuda diperbolehkan untuk kembali ke negaranya masing-masing.

    Program BSBI ini telah menyita perhatian dari banyak negara, dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya partisipan pemuda dari negara lainnya. Pada tahun 2003 sampai tahun 2016, program ini telah menghasilkan sebanyak 718 peserta yang berasal dari 63 negara, dan sampai tahun 2021 BSBI tercatat telah menghasilkan sebanyak 962 peserta 77 negara. Tidak hanya mengenalkan diplomasi budayanya kepada pemuda internasional melainkan juga kepada pemuda domestik yang dibuktikan dengan adanya partisipan dari pemuda Indonesia. 

    Dari data di atas dapat dilihat bahwa meskipun dunia sedang berkabung akan pandemik, tidak menjadi penghambat bagi Indonesia untuk terus-menerus melakukan diplomasi publiknya dengan menggunakan diplomasi budaya melalui program BSBI ini. Jumlah negara dan pemuda yang ikut berpartisipasi justru tetap meningkat di era pandemik ini, karena diplomasi budaya Indonesia kini telah menyesuaikan diri dengan era digital dan dapat dilaksanakan secara online.

    Pembukaan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), Makasar (14/05-2022). (Foto: Kemlu.go.id)

    Peningkatan diplomasi publik melalui program BSBI ini diterapkan oleh Kemlu dengan dukungan oleh konsulat jendral serta kedutaan-kedutaan besar dan yang ada di luar negeri melalui program tentang penyuluhan BSBI ataupun mengadakan acara-acara reuni yang melibatkan para alumni BSBI untuk mereka saling berbagi pengalaman tentang program tersebut. Upaya diplomasi publik dalam program ini sangat terasa dikarenakan tidak hanya mengajarkan budaya saja namun peserta juga belajar banyak hal tentang Indonesia seperti bahasa, kearifan lokal, berbagai acara-acara di daerah masing-masing, studi serta projek tentang nusantara. 

    Pada program ini peserta akan berkomunikasi langsung dengan masyarakat lokal dan memahami nilai serta sikap yang ada di dalamnya serta dapat merubah cara pandang warga negara lain terhadap Indonesia. Diplomasi budaya selain ditujukan kepada masyarakat asing, juga diarahkan kepada masyarakat Indonesia di luar negeri. Dengan demikian kesadaran kebudayaan dan kepribadian nasional dapat ditingkatkan dan dipelihara. Menjalankan diplomasi kebudayaan secara langsung menanamkan, mengembangkan dan memelihara citra Indonesia di luar negeri sebagai bangsa dan negara yang berkebudayaan tinggi sehingga dapat menarik minatbangsa lain untuk berkunjung atau melakukan kerja sama dengan bangsa Indonesia. 

    Program ini tentu memberikan manfaat bagi Indonesia. Banyak alumnus BSBI yang giat berkontribusi membangun citra Indonesia di luar negeri. Selain itu, dalam perspektif diplomasi Indonesia manfaat yang didapat dari mempelajari seni budaya negara Indonesia, bukan hanya untuk memberikan pengalaman kepada para pemuda mancanegara, namun diharapkan mereka dapat ikut membangun jembatan pemahaman dan perdamaian dunia.

    Perbedaan dan keragaman merupakan satu kesatuan yang dapat membentuk dunia. Dengan menanamkan konsep serta nilai Bhinneka Tunggal Ika kepada anak-anak muda diharapkan pesan perdamaian dunia tersalurkan. 

    Nantinya lulusan dari program ini akan ikut mempromosikan Indonesia ke negaranya masing-masing. Seperti menjadi guru tari/koreografer, menulis buku dan kajian tentang Indonesia, menyelenggarakan pameran lukisan foto dengan tema Indonesia, promosi gastronomi nusantara, membuat ikatan persahabatan Indonesia dengan negara asal, membuat lagu dan video klip untuk media sosial dan lain sebagainya. Bahkan ada peserta yang bernama Michael Akinola dan Efe Franca Plange dari Ghana yang tertarik dengan batik Indonesia dan berniat untuk memasarkan batik nusantara di negara mereka. 

    Dapat dikatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini telah berhasil meningkatkan diplomasi budaya Indonesia dalam kancah internasional maupun domestik. Terbukti dengan semakin meningkatnya partisipan dari pemuda internasional maupun domestik, sehingga keberadaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia telah dipromosikan dan dikenal dengan luas di luar sana. Program ini terbilang efektif karena diplomasi budaya dapat dilaksanakan dalam keadaan apapun baik dalam situasi pandemik Covid-19. 

    *Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas (UNAND)di bawah bimbingan dosen Virtuous Setyaka, S.IP., M.Si.

    - Advertisement -

    3 COMMENTS

    1. …ternyata kalau diperdalam lagi analisis dari fenomena ini sangat menarik, secara praktik maupun teoritik…

      Selamat Tyka, terus produktif, menulis lagi dan terus menulis…

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here