Randy Ntenk
BANNDUNG, KabarKampus – Semua manusia selalu mengidam-idamkan bisa hidup di lingkungan yang sejuk dan berudara bersih. Di Indonesia yang mayoritas daerah sudah dipenuhi polutan di udara, Bandung tetap dipilih menjadi salah satu tujuan di mana orang-orang merasa bisa bernafas lebih baik di bawah pohon-pohon yang rindang.
Di kawasan ini juga, Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) tumbuh di antara pohon-pohon rindang tersebut. Lalu di bawah jajaran pohon rindang yang sejuk, sebuah jalanan disulap menjadi sebuah lintasan mobil masa depan. Ya, mobil masa depan itu kita juluki mobil listrik. Konon, kendaraan ini merupakan mobil masa depan.
Seperti yang dikatakan Marwansyah S.E., M.Si., Ph.D., Direktur POLBAN, pada pembukan KMLI (Kompetisi Mobil Listrik Indonesia) 2024. “Tema yang ada di balik itu penting jadi komitmen yang berkaitan dengan berkelanjutannya isu-isu energi berikutnya. Tetap berkomitmen ke arah tema-tema besar bagi dunia,” katanya. “Dan insya Allah, bermanfaat buat kita semua di masa depan,” sambung Marwansyah.
Kita terbiasa melihat beberapa mobil listrik di jalanan kota, tapi di KMLI 2024, kalian bisa melihatnya beradu keterampilan dan kecepatan di sebuah lintasan. Di lintasan itu diletakan empat cone berjejer sebagai pembatas. Lalu sensor di penghujung jalan yaitu garis finish, siap menangkap dan merekam berapa detik mobil listrik di lintasan berhalang lintang.
Di antaranya, dengan sigap sebuah mobil berwarna hitam melalui zig zag dengan cepat dan mampu mencapai cahaya sensorik tersebut. Waktunya sangat cepat! Mencapai 5 detik 284 second, kemudian mobil P-Elcar V3 itu menjadi juara pertama dalam KMLI tahun ini. Mobil buatan POLBAN pada 2023 itu mampu mengalahkan mobil mutakhir Universitas Gadjah Mada selaku juara umum bertahan yang sama-sama mencapai 5 detik, namun unggul 278 second. Sungguh tipis.
“Tentu saja bangga sekali dengan mahasiswa kami dengan menjuarai slalom 2024 karena mereka sudah berlatih. Saya tahu mereka semangat banget. Menurut mereka, ini paling bergengsi. Karena selain mobilnya harus cepat, kontrolnya kuat, dan tentunya skill driver,” jelas Dr. Tomy Andrianto, S.S.T., M.T., MM. Par, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan POLBAN.
Pencapaian V3 tentu bukan tanpa persiapan yang matang. Selain driver dengan skill mumpuni dari rutinitas latihan, mekanik pun cukup memperhatikan dengan seksama. Sebab bicara soal V3, mobil ini merupakan update dari V2 yang dibuat pada 2019. Hal terbaru paling mencolok terutama dari bagian desain pada V3 dengan penuh warna hitam.
Sebelumnya, V2 ada sedikit gradasi warna silver. Namun yang terpenting adalah fitur-fitur dari V3 itu sendiri. Di mana sensor yang dimiliki V3 lebih banyak ketimbang V2. Utamanya pada kaki-kaki dan kelistrikan sehingga lebih enak saat belok di kategori slalom.
“Kalo dalam persentase, paling ada di 30 persen dari fitur kaki-kaki pengereman, trus desain juga. Lebih ke aerodinamis juga. Lebih enak soalnya radius putar V3 itu lebih kecil dari V2. Ngaruhnya dalam slalom, enak buat belok-belok,” jelas Diantoro Jatnika, mekanik V3 KMLI 2024.
Visionernya POLBAN Membangun Mobil Masa Depan
Bersambung ke halaman selanjutnya –>