
BANDUNG, KabarKampus – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengajak sivitas akademika perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam mengatasi persoalan sampah yang kian kompleks. Inovasi dari kampus dinilai dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung pengelolaan sampah yang lebih efektif. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghadirkan sistem pengolahan sampah menjadi energi terbarukan.
Tantangan itu disampaikan dalam acara Indonesia Green Connect 2025 di Aula Timur Kampus ITB, Kamis (16/8). Ia mencontohkan daerah tempat tinggalnya yang telah berhasil mengolah kotoran hewan menjadi biogas. Berkat inovasi tersebut, warga setempat tidak lagi bergantung pada elpiji sebagai sumber energi. “Saya tantang ITB bikin sistem pengelolaan energi dari sampah di kelurahan sekitar kampus. Biayanya akan kami tanggung,” ucap Dedi, seperti dikutip dari Ayo Bandung.
Selain ITB, ajakan serupa juga disampaikan kepada perguruan tinggi swasta. Menurut Dedi, seluruh perguruan tinggi di Jawa Barat, baik negeri maupun swasta, memiliki peran penting dalam menciptakan inovasi yang bisa membantu pemerintah daerah mengurangi timbunan sampah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pembangunan, termasuk dalam persoalan sampah. Hal itu diutarakannya dalam Musyawarah Nasional Ke-VII Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di kampus Unikom, Kota Bandung, Sabtu (2/8).
Herman menuturkan, volume sampah di Jawa Barat setiap hari mencapai 29.000 ton. Untuk itu, Pemprov Jabar tengah berupaya mengelola sampah dari hulu ke hilir secara berkelanjutan. “Dalam perspektif budaya Sunda, kita hanya akan maju apabila ada kolaborasi, sinergi antarkomponen,” ujar Herman
Perguruan tinggi, lanjut Herman, dapat berkontribusi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa yang terjun langsung ke masyarakat bisa membantu mengedukasi warga dan menghadirkan solusi sederhana dalam pengolahan sampah.
Melalui sinergi antara pemerintah daerah, kampus, dan masyarakat, diharapkan lahir berbagai inovasi yang tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga memberi nilai tambah, seperti energi terbarukan atau produk ramah lingkungan.






