
DEPOK, KabarKampus – Bayan Ali Muhammad Hassan adalah contoh nyata bahwa pendidikan mampu menembus
batas dan kesulitan. Pemuda asal Gaza, Palestina, ini kini menempuh studi magister di
Fakultas Studi Islam, Program Takhassus Turath (Kajian Islam Klasik) Universitas Islam
Internasional Indonesia (UIII).
Keputusan Bayan tidak diambil begitu saja. Setelah melakukan riset, ia menemukan bahwa
UIII menawarkan lingkungan akademik yang mendukung, kurikulum komprehensif, dan
dosen-dosen dengan kompetensi tinggi. “Saya memilih program ini karena melanjutkan jalur akademik yang saya mulai di Universitas Al-Azhar Gaza, tempat saya lulus dari Fakultas Pendidikan dengan fokus pada Studi Islam,” ungkap Bayan, ucap Bayan seperti dikutip dari Medcom.
Bagi Bayan, UIII bukan hanya kampus tempat belajar, melainkan sebuah ruang harapan.
Lebih dari sekadar meraih gelar, ia ingin memperkuat keterampilan akademik, melatih
berpikir kritis, serta menumbuhkan suara intelektualnya. “Saya yakin belajar di UIII akan
membuat saya lebih produktif dalam menghasilkan penelitian dan publikasi ilmiah,”
tambahnya.
Visi akademik Bayan adalah menjembatani khazanah Islam klasik dengan pemikiran Islam
kontemporer. Menurutnya, integrasi ini sangat penting untuk menjawab tantangan
intelektual yang dihadapi generasi masa kini. Di balik visi itu, tersimpan kisah ketangguhan
dan tekad kuat seorang anak muda dari tanah penuh konflik yang tak gentar meraih mimpi.
Perjalanan dari Gaza ke Depok bukan hanya tentang pencapaian pribadi, melainkan juga
membawa harapan banyak pemuda Palestina yang bermimpi berkontribusi bagi ilmu
pengetahuan dan perdamaian lewat jalur akademik. Kehadiran Bayan di UIII menjadi bukti
nyata misi kampus tersebut sebagai rumah akademik global. Sebuah tempat di mana kisah
perjuangan dapat berubah menjadi cerita penuh inspirasi dan optimisme.






