More

    Mengapa Iran TIDAK MEMILIH dalam Resolusi “Two States Solution” (Deklarasi New York 2025)?

    Oleh: Dr. Dina Y. Sulaeman*

    [Penggunaan huruf kapital TIDAK MEMILIH pada judul dari Penulis, begitupun beberapa kata dalam tulisan.]

    Ini terjemahan kalimat dari akun X PBB, @UN_News_Centre: “Majelis Umum PBB MENGADOPSI resolusi yang mendukung Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.” Hasil voting: Mendukung: 142/ Menentang: 10 /Abstain: 12. 

    - Advertisement -

    Tapi, ternyata Iran (dan ada sejumlah negara lain) TIDAK IKUT dalam voting itu. Alasan negara-negara lain, saya tidak tahu. Tapi, Iran sudah secara terbuka mengemukakan alasannya.

    Dalam surat resminya kepada Sekretaris Jenderal PBB, Iran menyatakan: deklarasi itu “mengabaikan akar krisis,” “mendistorsi tanggung jawab,” dan menghilangkan “hak-hak sah bangsa Palestina, termasuk hak untuk membela diri.”

    Dari sudut pandang Teheran, menempatkan “tanggung jawab yang sama” pada kekuatan pendudukan dan penduduk [menyamakan posisi antara penjajah dan bangsa yang dijajahnya] adalah distorsi realitas. Krisis Palestina, menurut Iran, adalah produk dari lebih dari delapan dekade kebijakan pendudukan, kekerasan, dan apartheid oleh Israel—bukan bentrokan antara dua pihak yang setara.[1]

    One State: Tawaran Iran (?)

    Ya, Iran memang mengusulkan “One State Solution.” Tapi, opsi ini sebenarnya sudah lama disampaikan banyak pemikir Barat & Timur, termasuk orang Palestina dan Israel (yang bukan pendukung Zionis). Sehingga, salah jika ada yang menyebut opsi ini “sektarian” atau “dilandasi ide-ide agama fanatik”  (ada tuh, ‘pengamat’ yang ngomong begini).

    Anda bisa cek buku Ilan Pappe & Noam Chomsky (dua-duanya professor Yahudi; Pappe bahkan warga Israel), tulisan-tulisan di electronicintifada.com (ini dikelola orang Palestina, Ali Abunimah), atau yang baru-baru ini menyerukan ulang: George Galloway, politisi senior Inggris. Bahkan tahun 2007 para akademisi dan aktivis dari berbagai negara berkumpul di Madrid dan London untuk mendeklarasikan “One State,” yaitu NEGARA PALESTINA, yang demokratis, dan menegakkan hak semua warga dengan agama apapun, Islam, Yahudi, Kristen, atau apapun.[2]

    Btw, Israel juga menginginkan one state, yaitu ISRAEL RAYA, dimana seluruh warga Arab Palestina diusir atau dibunuhi jika tak mau pergi. One State PALESTINA, tidak demikian. Orang Yahudi Israel, misalnya seperti Prof Ilan Pappe, atau Miko Peled, kalau mau tetap hidup di negara Palestina (mereka juga sudah menyatakan mau), ya silakan saja. 

    One State: Mencapainya Gimana?

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    9 COMMENTS

    1. Solusi satu negara yakni sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis.

    2. Solusi satu negara yakni Palestine sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis.

    3. Solusi satu negara yakni Palestine sangatlah bagus tetapi akan lebih bagus lagi jika seluruh negara Arab bersatu membentuk Uni Republik Arab Sosialis. Caranya satu yakni tumbangkan kapitalisme, kolonialisme, imperialisme, dan zionisme/fasisme di Asia Barat dan Afrika Utara. Selanjutnya adalah bentuk pemerintahan transisi (sementara) untuk menyusun pemilu memilih kandidat pemimpin revolusioner tersebut. Setelah terpilih, maka awasi setiap kebijakan pemerintahan revolusioner.

    4. Solusi 2 negara bukan solusi karena sejarah mencatat, apapun perundingannya, siapapun mediatornya, termasuk solusi 2 negara yang pernah diterima oleh Palestina, tetapi faktanya sampai saat ini tidak pernah merubah niat jahat zionis srael untuk menghapus Palestina. Pencuri tidak akan pernah memiliki. Palestina adalah milik muslim Palestina, Kristen Palestina dan Yahudi Palestina, bukan zionis si pencuri. Jadi rakyat Palestina sendiri yang berhak mengatur sendiri kehidupan dan pemerintahannya atau dengan kata lain 1 Negara yaitu Palestina yang merdeka.
      Lawan Imperialisme, mampus Amerika, mampus Israel.

    5. Srbaiknya menurutku …Semua negara mundur dr Palestina …..kemudian Palestina dijadikan negara Relegius ..dan semua orang agama ..islam ..kristen ..yahudi boleh masuk dan bole h ada di situ.
      Seluruh negara selain negara palestina menjaga bersama sama dgn kedudukan sama rata …tak ada veto memveto .(negara seluruh dunia itu menjaga bersama2 Negara Palestina sbg NEGARA RELIGIUS …karena disitu ada situs ..dr islam ..kristen..yahudi dll
      OTORITAS PENUH DIPEGANG BANGSA PALESTINA

    6. Prihal “Two State Solution”, terutama tentang menghilangkan hak-hak bangsa Palestina, sama seperti yang dijelaskan oleh bapak Salem Barahmeh di channel “uncivilized” (Sebuah channel Youtube menarik yang menjelaskan tentang penduduk asli dan penjajahan).

      Beliau sempat menyinggung, mengakui kemerdekaan Palestina dalam agenda kaum imperialis berarti “memaafkan” kejahatan Zionis Israel. Agar masyarakat luas bisa menerima penjajahan tersebut sebagai sesuatu yang dapat ditolerir.

      Terlebih, mereka selalu berusaha menunda resolusi bagi bangsa Palestina (termasuk gencatan senjata) dengan alasan “menguntungkan Hamas”. Jadi ya, apapun solusi yang diinisiasi oleh pengabdi setia Israel, tidak satupun solusinya netral (condong melancarkan agenda Israel). Dan tidak satupun yang sejatinya solusi, hanya peralihan dari cara yang barbar (terang-terangan) ke cara yang lebih diplomatis.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here