Oleh: Rima Oktafiana Zalianti*

Setiap awal tahun ajaran, mahasiswa baru UIN Maliki Malang dihadapkan dengan kenyataan yang “pahit” yaitu wajib tinggal di ma’had (asrama berbasis pesantren kampus) selama satu tahun penuh. Meski begitu, ada baiknya aturan ini ditegakkan karena untuk menanamkan kepribadian yang religius, disiplin, dan mandiri. Ma’had tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, melainkan tempat untuk pengembangan kepribadian dan spiritualitas, serta menanamkan budaya pesantren yang menjadi ciri khas UIN Maliki.
Namun, keberadaan ma’had sering kali memunculkan banyak pertanyaan tentang besarnya biaya ma’had dan fasilitasnya. Biaya yang ditetapkan memang tidak kecil yaitu kisaran Rp7.5 juta untuk kampus 1 dan Rp10 juta untuk kampus 2 dan 3.
Tidak heran jika nominal tersebut menimbulkan tanggapan yang beragam, karena kondisi ekonomi setiap keluarga itu berbeda-beda. Bagi sebagian orang pasti terdengar mahal dan membuat mereka berpikir “kok mahal banget ya?” Tapi apakah mereka tahu fasilitas apa saja yang akan diterima?
Padahal jika dipikir-pikir, mahasantri kampus 1 dengan biaya Rp7.5 juta sudah mendapatkan sarana dan prasarana yang sepadan. Mereka tidak lagi dibebani untuk membayar tagihan listrik, air, bahkan Wi-Fi karena semuanya sudah include dengan biaya ma’had. Setiap kamar berisi 6-10 orang dan dilengkapi fasilitas berupa ranjang, lemari, kipas angin, meja besar, dan satu set tempat tidur yang boleh dibawa pulang saat boyong.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






