
Pernah nggak sih kamu dengar istilah musafir? Dalam Islam, musafir berarti seseorang yang sedang melakukan perjalanan jauh. Entah itu untuk belajar, bekerja, atau bahkan healing dari padatnya rutinitas kampus. Tapi tahukah Sobat Kaka, di balik perjalanan seorang musafir, ada keistimewaan besar yang Allah berikan?
Yap, doa seorang musafir itu maqbul alias mudah dikabulkan! Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Jadi, kalau kamu sedang di perjalanan seperti misalnya mudik, ikut KKN di pelosok, atau ikut program pertukaran mahasiswa, itu momen emas buat banyak-banyak berdoa. Siapa tahu doa yang kamu panjatkan di tengah jalan justru jadi pembuka rezeki atau penenang hati.
Sering kali kita nggak sadar kalau musafir punya hak-hak tertentu yang harus dihormati. Dalam ajaran Islam, orang yang sedang dalam perjalanan nggak hanya boleh mendapat keringanan ibadah seperti menjama’ dan mengqashar salat, tapi juga berhak mendapat perlakuan baik dan perlindungan dari masyarakat sekitar.
Rasulullah SAW sangat menghormati tamu dan musafir. Beliau bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Artinya, kalau ada musafir datang ke tempat kita, baik teman yang lagi numpang, mahasiswa rantau baru, atau bahkan orang asing yang tersesat, Islam mengajarkan agar kita menyambut dan menolongnya dengan ikhlas. Nah, di sisi lain, menganiaya musafir termasuk perbuatan yang sangat tercela.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






