
SIJUNJUNG, KabarKampus – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dan penguatan literasi data di lingkungan kampus. Dua kegiatan berbeda, yaitu pemasangan panel penerangan di Desa Sumpur Kudus, Sumatera Barat, serta peresmian Pojok Statistik bersama Badan Pusat Statistik (BPS).
Kegiatan ini menjadi contoh bagaimana perguruan tinggi dapat menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat dan dunia akademik. Selama enam hari, mulai 2 hingga 7 Oktober 2025, tim dosen dan mahasiswa dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB melaksanakan program pengabdian di Desa Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumatera Barat.
Desa yang sebagian besar warganya bekerja sebagai petani rotan itu menghadapi minimnya penerangan di jalur rotan yang curam dan rawan hewan liar, sehingga aktivitas malam hari menjadi terbatas. Program ini dipimpin oleh Dr. Bryan Denov, S.T., M.T., serta melibatkan sejumlah dosen dari STEI ITB dan SITH ITB.
Mereka bekerja sama dengan aktivis rotan lestari “Jelajah Rattan” Muhammad Alfath Kurniadi, warga lokal, serta enam mahasiswa STEI ITB. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya, yakni pembangunan pembangkit listrik tenaga pikohidro (PLTPH) yang memanfaatkan aliran air kecil. Tahun ini, tim fokus memasang panel penerangan bertenaga aki pada empat titik strategis.
Lampu ini dilengkapi sensor otomatis dan terhubung dengan teknologi Internet of Things (IoT), sehingga dapat menyala ketika ada aktivitas di jalur. Tantangan medan curam dan keterbatasan jaringan internet tidak menyurutkan semangat tim.
Upaya tersebut mendapat respons hangat dari warga yang sebelumnya harus mengeluarkan biaya hingga Rp6 juta per bulan hanya untuk penerangan menggunakan head lamp. Selain panel lampu, tim juga memasang perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menyediakan listrik bagi pos penjagaan, pengisian aki, dan peralatan kerja petani.
Salah satu mahasiswa yang terlibat, Habibie, menegaskan bahwa kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) memberi ruang bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu secara langsung.
“Jangan ragu untuk mencoba Pengmas karena kegiatan tersebut akan memberikan manfaat ke banyak pihak, terkhususnya untuk pengmas kali ini ke masyarakat Desa Sumpur Kudus,” ujarnya seperti dikutip dari Pojok Satu.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






