Adima
BANDUNG,KabarKampus—Universitas Padjadjaran (Unpad) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang cukup banyak mewisuda mahasiswa setiap tahun. Jumlahnya lebih kurang 10 ribu wisudawan setiap tahun. Setiap wisudawan harus disalami sang rektor.
Saking banyaknya, Rektor Unpad Ganjar Kurnia mengeluarkan kebijakan wisuda digelar dalam tiga hari berbeda. Selain menghindari kemacetan, dia ingin memberikan apresiasi yang tinggi kepada setiap wisudawan.
Sebelum dia menjabat tahun 2007 lalu, prosesi wisuda untuk lebih kurang 10 ribu orang dilakukan dalam satu hari. Otomatis kendaraan orang tua dan wisudawan menumpuk di Jalan Dipati Ukur.
Kemacetan pun tidak terhindarkan. Belum lagi kenyamanan wisudawan dan keluarganya yang ditempatkan di tenda bukan di dalam Grha Sanusi yang memiliki pendingin ruangan.
Kebijakan itu memiliki dampak lain. Dia harus menyalami setiap wisudawan. “Saya sudah tahun ke-empat, berarti sudah sekitar 40 ribu kali bersalaman. Ditambah setiap wisuda ada lebih kurang 100 guru besar yang ikut wisuda dan biasanya setelah selesai bersalaman,” kata dia kepada Sikaka (panggilan akrab reporter Kabar Kampus) di Bandung, pekan lalu.
Kalau dihitung-hitung, sambung dia, bersalaman dengan para guru besar itu dilakukannya setiap hari saat acara wisuda. Setiap wisuda dibagi ke dalam dua sesi. “Kalau dihitung 100 (guru besar) dikali 3 hari dikalikan 2 pada satu masa wisuda. Belum setahun ada beberapa kali wisuda,” kata dia lagi.
Secara tidak langsung Ganjar mengatakan dirinya harus menjalani terapi usai bersalaman dengan para lulusannya.
“Prinsip dasarnya, saya tidak tahu apakah mereka senang bersalaman dengan rektor (atau tidak)? Tapi kami punya keyakinan ini adalah salah satu bentuk pelayanan kami kepada para wisudawan. Walau sedikit cape, mudah-mudahan ini dapat menyenangkan mereka, jadi kita lakukan,” ungkapnya.
Semoga saja apresiasi kepada para wisudawan ini masih bisa berlanjut terus, mengingat masa kepemimpinan Ganjar di Unpad masih bersambung hingga tahun 2015 mendatang.[]