Asep Saefullah
YOGYAKARTA, KabarKampus – “Saya ingin tahu, pada waktu dapat beasiswa gimana prosesnya? Digunakan untuk apa uangnya? Jangan-jangan untuk beli rokok buat mahasiwa, yang putri untuk beli pulsa?” tanya Wakil Presiden Boediono.
Pertanyaan Boediono disampaikan kepada 150 perwakilan mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu di Ruang Balai Senat, UGM, Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung Senin (17/10) itu juga dihadiri 10 perwakilan orang tua dari mahasiswa penerima beasiswa.
Lantas, beberapa mahasiswa bergantian menjawab pertanyan itu. Ada yang menjawab uang tersebut dibelikan buku, ada yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan kuliah dan ada yang mengaku sengaja untuk ditabung.
Tapi, giliran orang tua mahasiswa, Suradi, menjawab pertanyaan itu. Pria yang sehari-hari sebagai penjual gorengan di kota Surabaya ini yang mengaku uang tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anaknya selama kuliah. Bahkan uang tersebut dikumpulkan untuk membayar sewa kost. Dia merasa bebannya akan sangat terkurangi apabila anaknya berkesempatan tinggal di asrama secara gratis.
“Kalau soal biaya kuliah sudah aman, hanya saya masih berpikir untuk kost. Harus cari uang lagi,” jawab Suradi yang anaknya diterima di fakultas kehutanan ini.
Mendengar berbagai jawaban, Boediono langsung menanggapi bahwa uang beasiswa bidik misi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kendati demikian, penerima beasiswa punya tanggung jawab moral setelah lulus, yaitu membayar kembali beasiswa yang diterimanya dalam bentuk pengabdian sepenuhnya kepada rakyat. Pasalnya, dana beasiswa yang diberikan kepada ribuan mahasiswa itu diambil dari dana APBN yang tidak lain adalah uang rakyat.
“Bayar kembali kepada rakyat, bukan dalam bentuk uang tunai tapi dedikasi,” pesannya.
Program Bidik Misi merupakan beasiswa pendidikan bagi calon mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Djoko Santoso mengatakan, nominal beasiswa Bidik Misi tahun ini Rp 12,5 juta.
“Tahun lalu besaran beasiswa Bidik Misi adalah Rp 10 juta per mahasiswa,” katanya.
Tahun ini, beasiswa yang diperuntukkan khusus untuk mahasiswa miskin dan berprestasi tersebut bertambah menjadi Rp 12,5 juta per mahasiswa. Angka sebesar itu diberikan kepada setiap mahasiswa di setiap tahun, sampai empat tahun lama belajar.
Selain menambah nominal Bidik Misi, lanjut Joko, jumlah penerima beasiswa Bidik Misi di tahun ini juga meningkat. Tahun lalu, penerima Bidik Misi sebanyak 20 ribu mahasiswa. Sedangkan tahun ini, jumlah penerima direncanakan akan ditambah menjadi 30 ribu mahasiswa yang berasal dari seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Masing-masing PTN memiliki kuota penerima Bidik Misi yang berbeda-beda.[]