ABC AUSTRALIA NETWORK-Laban Laisila
Ratusan komunitas Syiah Sampang, Madura dipaksa pindah dari gedung olahraga lokasi pengungsian dan dilarang kembali ke kampung halaman mereka di Dusun Karang Gayam.
Kabar pemindahan paksa hari ini (20/06/2013) oleh Pemerintah setempat sudah diketahui oleh para pengungsi korban kekerasan isu SARA itu sejak sebulan lalu sejak Pemerintah menghentikan bantuan makan dan minum.
Mereka dipaksa pindah ke sebuah lokasi permukiman di daerah Kabupaten Sidoarjo di pulau Jawa yang jauh dari kampung halaman. Pemerintah setempat beralasan relokasi dilakukan untuk menghindari aksi kekerasan yang sama menimpa komunitas Syiah.
162 warga Karang Gayam, Sampang itu terusir setelah rumahnya dibakar oleh massa yang menolak kehadiran mereka.
Aksi kekerasan diduga dipicu oleh konflik keluarga yang berbeda paham sehingga merembet ke semua komunitas. Peristiwa itu pula yang memaksa mereka menjadi pengungsi selama 9 bulan di sebuah gedung olahraga di Sampang.
Upaya pemindahan paksa ini berlangsung saat 10 warga komunitas Syiah dari Sampang sedang berupaya menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta perlindungan ke Jakarta dengan menggunakan sepeda ontel yang ditempuh selama dua pekan.
Pujadid salah seorang dari 10 warga Syiah yang datang ke Jakarta mengatakan mereka datang ke Jakarta agar Presiden memastikan perlindungan agar mereka bisa pulang ke kampong halaman.
“Kami ngga akan pulang sampai ketemu Presiden,” kata Pujadid.
Sementara Ahmad Rosyid yang datang bersama sama Pujadid mengatakan warga dusun sebetulnya sudah bisa menerima mereka. “Saya sempat coba pulang tiga kali lihat rumah tidak ada apa apa, tetangga juga baik baik aja,” jelasnya.
Kini ratusan warga komunitas Syiah dari Sampang akan menempati 72 unit rumah susun yang disediakan Pemerintah Jawa Timur. []
SUMBER : RADIO AUSTRALIA