Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Industri pembuatan tahu kerap menyisakan limbah. Limbah tersebut berupa ampas, bau menyengat, dan air sisa penyaringan. Limbah ini kadang dibiarkan mengalir di sekitar tempat produksi dan tidak sedikit diprotes warga.
Atas dasar itulah mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Afif Luthfi, Darmia Kurniasih, dan Dewi Adawiyah membuat tahu yang ramah lingkungan. Tahu hasil produksi mereka diberi nama “Tahu Nusantara”.
Menurut Afif Lutfi, pembuatan tahu mereka menggunakan nigarin. Nigarin merupakan sejenis cairan yang berasal dari ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
“Nigarin memiliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral termasuk magnesium, kalium, zinc, kalsium, natrium, yodium, selenium, dan cesium,” kata Afif.
Sehingga, menurut Afif, dapat menghasilkan tahu dengan kandungan vitamin B-12 dan Isoflavon yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahu yang selama ini ada di pasaran.
Afif menjelaskan, selain dapat menghasilkan tahu dengan kandungan mineral yang lebih tinggi, nigarin juga dapat menghasilkan sisa air tahu yang langsung dapat diminum. Sisa air tahu nigarin ini mempunyai pH yang netral sehingga layak diminum secara langsung.
Dalam kesempatan itu, Darmia Kurniasih mengatakan bahwa untuk mengurangi pencemaran dalam pengolahan tahu, mereka berinisiatif untuk membuat olahan tahu tanpa limbah. “Jadi, semua hasil produksi mulai dari tahu, ampas, hingga air pembuatan tahu, akan kami manfaatkan menjadi produk yang layak, sehat, serta terjangkau bagi masyarakat,” kata Darmia.
Darma menjelaskan, kandungan yang terkandung dalam ampas tahu tersebut sangat baik untuk kesehatan. Ada pun komposisi kimia ampas tahu yaitu kalori 414 kal, protein 26,6 g, lemak 18,3 g, karbohidrat 41,3 g, kalsium 19 mg, fosfor 29 mg, besi 4,0 mg, vitamin B 0,20 mg, dan air 9,0 g.
“Dari data tersebut diketahui bahwa kandungan terbanyak yang terdapat dalam ampas tahu adalah karbohidrat, protein, dan serat kasar,” jelas Darma.
Selain itu menurut Darma, ampas tahu juga mengandung jamur blakeslea trispora yang dapat mengubah minyak kedelai menjadi betakaroten. Zat tersebut merupakan pro vitamin A yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh manusia.
Darma mengungkapkan, betakaroten tersebut adalah salah satu senyawa yang ampuh melawan radikal bebas, serta menjauhkan tubuh dari sel kanker, efek buruk rokok dan polusi udara serta membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu ampas tahu juga mengandung antioksidan yang berfungsi melindungi sel tubuh dari kanker kulit, diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit kardiovaskuler, katarak, serta penuaan dini.
Tak hanya itu, ampas tahu masih bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan makanan. Para mahasiswa ini memanfaatkannya untuk membuat nugget ampas tahu.