Frino Bariarcianur
YOGYAKARTA, KabarKampus—Meski memiliki posisi yang strategis dalam Pemilu 2014, anak muda Indonesia masih dibayangi dengan tingkat kepedulian politik yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah anak muda tidak percaya lagi dengan calon-calon pemimpin bangsa.
Hal inilah yang membuat pihak Arief Budiman komisioner KPU Pusat memandang pentingnya pendidikan politik menjelang 2014. “Pendidikan politik bagi pemilih pemula ini penting agar kita tidak salah pilih,” kata Arif dalam acara KPU Goes to Campus di GSP UGM, Senin lalu (04/11/2013).
Menurut Arif pendidikan politik tersebut bisa melalui pelatihan, pendidikan di kampus termasuk di ruang perkuliahan. Dengan melek politik, anak muda menjadi tahu siapa yang akan menjadi calon pemimpin bangsa Indonesia ke depan.
Sementara pengamat politik UGM, Ari Dwipayana berpendapat ketidakpercayaan publik kepada partai politik, tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan, hingga turunnya partisipasi pemilih menjadi pekerjaan rumah besar bagi seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa.
Dengan keterlibatan mahasiswa di Pemilu 2014 ia yakin tingkat kepedulian politik yang rendah dapat diminimalisir. “Pemilih muda harus memiliki politik yang tegas, menolak politik pencitraan, menolak figur yang popular secara instan dan menolak praktik politik uang.
Saat disinggung mengenai peran anak muda dalam Pemilu 2014 ia menjawab,”Anak muda adalah penentu kemenangan pada Pemilu 2014.”
Acara KPU Goes to Campus UGM merupakan program sosialisasi KPU Yogyakarta dan Pusat untuk meningkatkan keterlibatan aktif mahasiswa dalam Pemilu 2014. Targetnya adalah menurunkan tingkat golput di kalangan mahasiswa. []