More

    Malcolm X dan Iran

    Oleh: Anna*

    Malcolm X (Foto: history.com)

    Sebuah video tahun 2007, tiba-tiba kembali viral di media sosial. Dalam video itu terlihat Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei mendoakan Malcolm X. Hal itu dilakukan oleh Ayatullah Khamenei saat membuka konferensi internasional di Iran  yang membahas permasalahan Palestina. Konferensi ini dihadiri delegasi dari berbagai negara dan kebetulan bertepatan dengan hari terbunuhnya Malcolm X,  yaitu tanggal 21 Februari. Ayatullah Khamenei menyatakan bela sungkawa atas kematian pemimpin HAM asal Amerika Serikat ini. Menurut beliau, hari tersebut dijadikan alarm bersama dalam perlawanan terhadap ketidakadilan Amerika dan siapapun yang arogan terhadap manusia lain.   Sebelum memulai pidatonya, Ayatullah Khamenei meminta para hadirin membacakan surat Al Fatihah dan selawat untuk ruh Malcolm X.

    Siapa sih yang tidak kenal dengan martir berkulit hitam berkebangsaan Amerika ini? Saya rasa persentase masyarakat dunia yang mengenalnya lebih banyak daripada yang tak mengenalnya. 

    - Advertisement -

    Malcolm X lahir tahun 1925 dan wafat 1965. Sedari usia kanak-kanaknya hingga akhir usianya ke-39 ia lalui  dalam kehidupan yang terjal dan penuh rintangan demi menyuarakan hak-hak sipil sesama sebagai manusia.  Menjadi minoritas di populasi mayoritas kalangan kulit putih adalah sebuah takdir yang mengantarkan dia menjadi manusia yang jauh lebih bermakna dan berarti. Ketika dia menemukan agama baru yang dirasakannya sangat sesuai dengan ras apapun, akalnya tak mampu mengingkarinya sehingga kemudian membawanya masuk ke dalam Islam. Malcolm X bahkan juga melakukan ritual wajib agama baru yang ia yakini ini, yaitu ibadah haji ke Mekah. Elhajj Malik al-Shabazz adalah nama Malcolm X setelah masuk Islam.

    Berkat aktivitas Malcolm X yang mengerahkan seluruh jiwa raga, bahkan berakhir pada hilangnya nyawanya, masyarakat menjadi tahu bahwa ada seorang laki-laki yang telah telah berjuang melawan rasisme. AS, yang kini sering mengklaim diri sebagai pengusung demokrasi, sesungguhnya banyak berkembang rasisme dan diskriminasi terhadap orang-orang kulit berwarna.  

    Malcolm X memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua manusia, apapun rasnya. Di antara kutipan pidatonya adalah berikut ini.

    “Kami menyatakan hak kami di bumi ini untuk menjadi manusia, untuk menjadi manusia, untuk dihormati sebagai manusia, untuk diberi hak sebagai manusia dalam masyarakat ini, di bumi ini, pada hari ini, yang kami bermaksud untuk mewujudkannya dengan cara apa pun yang diperlukan.”

    “Kita sendirilah yang harus mengangkat derajat masyarakat kita ke tingkat yang lebih tinggi, membuat masyarakat kita sendiri indah sehingga kita merasa puas di lingkungan kita sendiri dan tidak berkeliaran di sini mencoba masuk ke dalam lingkaran sosial di mana kita tidak diinginkan.”

    “Kitab al-Quran bagaimanapun tak membiarkan penderitaan didiamkan. Agama kita mengajarkan kita untuk cerdas dan damai. Rendah hatilah, patuhilah aturan. Hormatilah semua orang. Jika seseorang mencurangimu, bawalah dia ke jalanmu. Islam adalah agama yang sangat sempurna. Mata dibalas dengan mata, kepala dibalas dengan kepala, nyawa dibalas dengan nyawa. Tak ada orang yang dari ajaran Agama ini keberatan, kecuali para serigala yang menginginkan Anda semua menjadi makanannya.”

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here