Ahmad Fauzan Sazli
Suasana pengungsian di kampus Stikes Binawan, Jakarta Timur, Senin, (13/01/2014). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Banjir telah menjadi langganan di daerah sekitar kampus Binawan, tepatnya di kelurahan Rawajati Jakarta Timur. Bahkan banjir di daerah yang bersebelahan dengan sungai Ciliwung ini tingginya mencapai atap rumah.
Seperti tahun sebelumnya, kampus Binawan menjadi tempat pengungsian warga yang rumahnya terendam banjir. Biasanya warga akan menginap di kampus hingga banjir tak lagi merendam rumah mereka.
“Hingga sore ini jumlah pengungsi yang mengungsi di kampus Binawan lebih dari 300 orang,” kata Lupita, pengurus BEM kampus Binawan, Senin, (13/01/2014).
Menurutnya, para pengungsi tersebut datang sejak malam hari. Kemudian terus bertambah sampai sore ini.
“Para pengungsi tersebut menginap di bangunan mushola dan gedung bekas SMA 14 milik Binawan,” kata Lupita.
Lupita menjelaskan, bahwa BEM bersama dengan mahasiswa Pecinta Alam Binawan tahun ini jauh lebih siap membantu warga pengungsi. Sejak semalam pengurus BEM telah berada di kampus untuk memantau para pengungsi.
“Kami telah terkoordinasi dengan BNPB. Tahun ini kami lebih siap, dari soal makanan, MCK, dan sebagainya. Seperti MCK yang datang tadi pagi,” jelas Lupita.
Hingga sore tenda-tenda BNPB telah berdiri di kampus Binawan. Sementara pengurus BEM sendiri masih terus menghitung jumlah pengungsi yang datang ke kampus mereka. Merekajuga mendata kebutuhan para pengungsi.[]