Ahmad Fauzan Sazli
SEMARANG, KabarKampus – Penipuan dengan modus tawaran seminar kepada mahasiswa sedang marak akhir-akhir ini di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). Tawaran itu mengajak mahasiswa mengikuti seminar, kemudian merayu korban untuk mentransfer sejumlah uang.
Penipuan ini menimpa salah satu mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes. Ia ditawarkan mengikuti seminar di Jakarta dengan fasilitas akomodasi. Selanjutnya penipu merayu korban agar mentransfer sejumlah uang.
Pada awalnya pelaku menelepon dengan mengatasnamakan Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman. Pelaku memberi tahu korban bahwa korban terpilih untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan Dirjen Dikti di Jakarta. Untuk meyakinkan korban, pelaku bahkan membacakan identitas korban.
“Dia tanya saldo di rekening saya. Saya jawab hanya Rp800 ribu. Dia bilang, kalau hanya itu tidak cukup. Supaya bisa menerima transferan biaya tiket pesawat, dia bilang saldo saya harus di atas Rp. satu juta. Kemudian dia memandu saya ke ATM mentransfer uang ke rekening yang dia sebutkan,” kata korban.
Penipuan seperti ini tidak hanya menimpa mahasiswi Unnes. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) juga menjadi incaran penipu.
Penipuan kepada mahasiswa UII dikirimkan melalui SMS yang mengatasnamakan Dekan FTI. SMS tersebut menunjuk korban untuk mengikuti Pengembangan Karakter dan Kewirausahaan Mahasiswa yang digelar Dirjend Dikti Kemendiknas pada 1-2 Maret 2014, di Hotel Borobudur Jakarta.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut penerima sms diminta segera menghubungi nomor handphone tertentu dalam hal ini pimpinan UII yang namanya tercantum.
Alamsyah, Staf Ahli Bidang Kemahasiswaan yang juga Pengelola Bidikmisi Unnes, menghimbau mahasiswa Bidikmisi untuk tidak percaya dengan undangan seminar melalui telepon. Ia berpesan supaya mahasiswa melakukan konfirmasi kepada universitas secara langsung jika menerima pemberitahuan melalui telepon atau SMS.
“Sangat tidak logis kalau pengelola kegiatan meminta mahasiswa meminta sejumlah uang. Kalau menerima begitu, jangan dipercaya. Konfirmasi lebih dulu kepada universitas,” kata Alamsyah.[]