Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Animo untuk memuliakan serta meramaikan bulan suci ramadhan rupanya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muslim saja, tapi juga seluruh umat lintas agama dan kalangan. Hal tersebut dibuktikan dengan antusias Wakil Duta Besar Jepang, Yosuke Shindo dalam menghadiri buka puasa bersama Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Nasional Selasa kemarin, (08/07/2014). Dalam kegiatan tersebut, Yosuke juga memberikan kuliah umum bertema “Young People in Today’s Japan” kepada seluruh mahasiswa.
“Konsep buka puasa pada ramadhan kali ini terbilang sangat menarik, karena dihadiri oleh Wakil Dubes Jepang, Yosuke Shindo. Menariknya, Wakil Dubes Jepang ini pun mengungkapkan bahwa kesempatan ini merupakan kesempatan perdananya menghadiri buka puasa bersama di universitas,” papar , Dra. Fadhilah, M.Hum, Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional
Dedeh mengaku sangat senang, karena selain menjadi menjadi wadah untuk pertukaran budaya, melalui buka puasa bersama ini akan menjadi kesempatan baginya untuk bersentuhan langsung dengan nilai – nilai islam yang damai dan harmonis.
Dalam kuliah umum singkat bertema “Young People in Today’s Japan” yang dilakukan sebelum berbuka puasa, Yosuke menceritakan ketertarikannya pada kaum muda di Indonesia dihadapan seluruh mahasiswa lintas program studi Fakultas Bahasa dan Sastra Unas.
“Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan antara anak muda Indonesia dan Jepang. Jika dibandingkan, mereka sama – sama memiliki harapan dan impian. Namun, saya melihat anak muda Indonesia lebih bersemangat dan antusias menyalurkan idenya, seperti yang terlihat dalam menyikapi pemillu Presiden 2014,” ungkap Yosuke Shindo.
Yosuke mengaku dapat merasakan euforia semangat anak muda Indonesia yang ingin menyalurkan aspirasi dan suaranya di pemilu Presiden 2014. Hal ini yang tidak dapat Ia rasakan di Jepang, karena perbedaan karakteristik dan latar belakang sejarah. Selain itu, di Jepang hanya terdapat pemilihan Perdana Menteri yang ditunjuk dan dipilih langsung oleh pemerintah legislatif.
Meskipun demikian, dalam paparannya Yosuke juga menjabarkan ciri khas anak muda Jepang yang masih terjaga hingga saat ini. Diantaranya adalah pemuda Jepang menjunjung sopan santun, rendah hati, dan bagi mereka memberikan apresiasi kepada orang lain dan meminta maaf juga merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. “Hal lain yang juga menjadi karakteristik pemuda Jepang adalah mereka tidak berpikir untuk individual mereka saja, tapi justru bagaimana mereka bisa masuk kedalam sebuah kelompok masyarakat,” imbuh Yosuke.[]