Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Empat mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta melakukan penelitian kupu-kupu di kawasan Merapi. Lewat penelitian mereka berjudul ”Inventarisasi Keanekaragaman Kupu-Kupu Famili Pieridae di Taman Nasional Gunung Merapi, Desa Kinahrejo, Sleman Yogyakarta”, para mahasiswa tersebut menginventarisasi kupu-kupu famili pieridae.
Kupu famili pieridae merupakan kupu-kupu yang dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman.
Menurut Rany salah satu mahasiswa peneliti, penelitian ini mengangkat kupu-kupu famili pieredae dikarenakan famili pieredae merupakan kelompok kupu-kupu yang paling banyak, dan termasuk kupu-kupu yang umum dikenal berwarna putih, kuning, oranye, dan banyak spesies bertanda hitam di pinggiran sayap, atau bintik-bintik dari beberapa jenis, yang akan menjadi petunjuk penting untuk mengidentifikasi spesies famili pieredae. Kupu-kupu famili pieredae melakukan berbagi pola venasi sayap umum.
“Di sayap kedepan, jari-jari akan dibagi menjadi tiga atau empat cabang. Dalam beberapa kupu-kupu oranye-ujung, radius terbagi menjadi lima cabang. Whites, sulphurs, kuning, dan anggota keluarga lainnya semua memiliki tiga pasang kaki berjalan (tidak seperti di kupu-kupu sikat-kaki, di mana kaki depan yang dimodifikasi dan tidak digunakan untuk berjalan),”katanya.
Ia menjelaskan, pengamatan yang mereka lakukan sebanyak 4 kali yaitu pada 5, 6, 12, dan 13 April 2014. Setelah itu melakukan identifikasi lepidopera dengan menggunakan buku literature dan literatur web.
“Dari pengamatan tersebut merekai memperoleh data yaitu kupu-kupu famili pieridae yang ditemukan dari pengamatan di Taman Nasional Gunung Merapi, Desa Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, yaitu sebanyak 10 jenis (spesies) yang merupakan dari family Pieridae yaitu: Delias hyparete♂, Delias pasithoe♂, Catopsilia pomona, Catopsilia scylla, Eurema hecabe, Eurema blanda, Eurema andersonii, Eurema simulatrix, Eurema brigitta, Eurema sari-sari,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rany menyatakan pengamatan dilakukan pada 6 titik penjelajahan yaitu titik ke-1 sekitar pintu masuk desa Kinahrejo dan menuju ke area reboisasi tanaman keras, titik ke-2 di sekitar kebun warga, titik ke-3 di sekitaran hutan, titik ke-4 di bekas perumahan warga, titik ke-5 di sekitar rumah Mbah Marijan, dan titik ke-6 di puncak atau batas jalan aspal.
Selain Rany, penelitian ini juga dibantu oleh Dian Rahmawati, Galay Widhiasmoro, dan Violita Bella Sandya melakukan.[]